Konflik
Penggulingan Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli lalu juga dibarengi pengambilalihan militer ketujuh dalam waktu kurang dari tiga tahun di Afrika Barat dan Tengah. Alhasil membuat konflik baru di negara tersebut.
Sementara Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) telah memberlakukan sanksi terhadap Niger serta memberikan ancaman penggunaan kekuatan jika Bazoum tidak dipulihkan dalam waktu seminggu.
Tetapi, pemerintah militer Burkina Faso dan Mali mengatakan setiap agresi militer eksternal di Niger justru akan dilakukan dan dianggap sebagai tindakan perang.
Pada hari Minggu (31/7/2023), para pendukung kudeta membakar bendera Prancis dan menyerang kedutaan Prancis di ibu kota Niger, Niamey.
Setelah itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan setiap serangan terhadap kepentingan Prancis di Niger akan ditanggapi dengan cepat dan tanpa kompromi. (spm/rge)