ANDALPOST.COM – Selama bertahun-tahun orang Jepang selalu memilih pembelian gadget terbaru. Namun, saat mata uang Yen merosot jatuh, mereka beralih ke iPhone bekas.
Alhasil, memicu perdagangan barang bekas yang berkembang di pasar utama Apple Inc.
Jatuhnya mata uang Jepang ke level terendah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), telah menekan konsumen dan mempercepat pergeseran pengeluaran yang lebih luas di ekonomi nomor tiga di dunia itu.
Pengamat industri mengatakan pembeli Jepang menjadi lebih terbuka untuk membeli barang bekas, sebagian berkat munculnya situs lelang online.
Pada bulan Juli lalu, Apple menaikkan harga iPhone 13 ke entry-level hampir seperlima. iPhone 14 kemudian memulai debutnya dengan 20 persen lebih banyak daripada iPhone 13, bahkan ketika harga AS tetap datar di $799.
Sementara, Dolar telah melonjak terhadap mata uang global tahun ini, Yen sangat terpukul, turun 22 persen.
Komentar Warga Jepang dan Pembelian Alternatif
Menurut salah satu warga Jepang, Gaji Kaoru Nagase menginginkan ponsel baru, tetapi tidak dapat menjangkau harga iPhone 14 seharga 119.800 Yen ($ 814) atau setara Rp 12 juta lebih.
Sebagai gantinya, ia membeli iPhone SE 2 bekas di distrik elektronik Akihabara Tokyo dengan harga kurang dari sepertiganya.
“Dengan harga lebih dari 100.000 Yen, iPhone 14 terlalu mahal dan saya tidak mampu membelinya. Akan baik-baik saja jika baterainya bertahan selama 10 tahun,” terang Nagase, dikutip dari China Daily Asia.
iPhone SE 2 sendiri dirilis pada tahun 2020 lalu, tetapi tanpa kamera belakang ganda, berbeda dari iPhone 14. Sehingga, harga iPhone SE 2 berada di bawah iPhone 14.
Mengetahui hal itu, Apple enggan memberikan komentar. Tetapi, dalam pengajuan peraturan tahunan bulan lalu, dikatakan penjualan Jepang turun 9 persen per 24 September karena melemahnya nilai tukar Yen ke Dolar.
Kepala Keuangan Apple, Luca Maestri juga mengakui kepada analis bulan lalu, bahwa Dolar yang kuat telah menyebabkan kenaikan harga untuk produk-produknya di beberapa negara.
Tetapi, penjualan masih tumbuh dua digit di Indonesia, Vietnam, dan pasar lain yang menghadapi tantangan mata uang.
Penjualan smartphone bekas tumbuh hampir 15 persen di Jepang, ke rekor 2,1 juta pada tahun keuangan terakhir, dan kemungkinan akan mencapai 3,4 juta pada tahun 2026, menurut perusahaan riset pasar teknologi MM Research Institute.
Serupa dengan Nagase, seorang warga Jepang bernama Taishin Chonan, juga mengaku membeli iPhone 13 bekas setelah layar ponsel pribadinya retak. Pengganti ponselnya yang retak itu memiliki resolusi lebih tinggi untuk baterai dan kamera.
“Selama ini saya hanya membeli ponsel baru, ini pertama kalinya saya membeli bekas,” kata pria berusia 23 tahun itu.
“Model-model baru itu mahal,” imbuh Chonan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.