ANDALPOST.COM — Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dilaporkan telah meminta anggotanya untuk menghalangi tindakan apapun terhadap bahan bakar fosil pada konferensi COP28 mendatang.
Keputusan OPEC menyoroti tantangan dan ketegangan kompleks seputar langkah dunia menuju sumber energi yang lebih bersih. Juga menekankan perlunya pendekatan yang seimbang terhadap perubahan iklim.
Pengaruh OPEC di Pasar Energi Global
Sebagai salah satu organisasi paling berpengaruh dalam industri minyak dan gas, keputusan OPEC membawa bobot yang signifikan dan dapat berdampak besar pada pasar energi global.
Organisasi tersebut, yang mewakili negara-negara penghasil minyak utama, memiliki pengaruh besar terhadap tingkat produksi dan harga. Lantas membuat pendiriannya terhadap isu-isu terkait iklim sangat penting.
Desakan OPEC untuk memblokir tindakan terhadap bahan bakar fosil pada konferensi COP28 menggarisbawahi pengaruh besar organisasi tersebut terhadap agenda perubahan iklim global.
Konferensi tersebut yang dijadwalkan untuk membahas isu-isu iklim kritis menghadapi tantangan yang signifikan, dengan salah satu pemangku kepentingan utama yang mengadvokasi tindakan tegas untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Keputusan OPEC telah membuat banyak pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, investor, dan kelompok lingkungan, tercengang dan prihatin dengan komitmen organisasi untuk mengatasi perubahan iklim.
Pemerintah di seluruh dunia telah berusaha untuk menempa perjanjian yang mempercepat transisi ke energi terbarukan.
Sementara sikap OPEC menimbulkan hambatan potensial untuk upaya ini.
Surat tersebut telah memicu kemarahan para aktivis dan Koalisi Ambisi Tinggi, sekelompok negara mulai dari Barbados hingga Prancis, Kenya dan negara-negara kepulauan Pasifik
Bahkan Menteri Transisi Ekologi Spanyol Teresa Ribera menyebut tindakan tersebut “menjijikkan”.
Ini adalah pertama kalinya sekretariat OPEC melakukan intervensi dalam perundingan iklim PBB melalui surat seperti itu, kata Alden Meyer, seorang analis di lembaga pemikir E3G, kepada Reuters.
“Ini menunjukkan adanya rasa panik,” katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.