Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pakistan Punya Panglima Militer Baru, Ini Lima Tantangan Besar yang akan Dihadapi

Panglima Angkatan Darat Jenderal Qamar Javed Bajwa (kanan) menyerahkan tongkat komando kepada Jenderal Asim Munir dalam sebuah upacara di markas militer di Rawalpindi, Pakistan. (Sumber: Inter Services Public Relations (ISPR) via Al Jazeera)

ANDALPOST.COM – Jenderal Asim Munir (57) baru saja dinobatkan menjadi panglima militer baru Pakistan pada Selasa (29/11/2022). Setelah mengemban jabatan tersebut, ia akan dihadapkan pada lima tantangan besar sebagai militer Pakistan.

Mantan kepala mata-mata andal itu kini memegang kendali penting atas urusan internal dan eksternal negara Pakistan.

Nantinya, Asim Munir akan dihadapkan pada beberapa tantangan besar yang saat ini dialami oleh negara tersebut. Beberapa diantaranya seperti oposisi yang gencar menuntut pemilihan segera dilaksanakan, krisis ekonomi, serta bencana banjir yang menenggelamkan sepertiga negara ini.

Berikut lima tantangan besar bagi Asim Munir sebagai panglima militer baru Pakistan seperti dikutip dari Al Jazeera.

Politik Dalam Negeri

Analis menyebut tantangan utama yang dihadapi Munir ialah kekacauan serta ketidakstabilan politik sejak mantan Perdana Menteri Imran Khan dicopot dari jabatannya.

Seperti diketahui, Imran Khan kehilangan mosi kepercayaan parlemen pada April lalu sehingga ia mengalami kekalahan.

Tetapi beredar rumor bahwa kekalahan Khan diduga diatur oleh Amerika Serikat (AS). Namun pihak AS sendiri berulang kali membantah tegas rumor tersebut.

Dalam putaran kedua bulan lalu, Khan mengaku tidak lagi menyalahkan AS atas pemecetannya. Bahkan, ia menyebut ingin membangun hubungan baik dengan AS.

Kendati Khan terus mengkritik keras pihak militer karena intervensinya dalam politik, tetapi dia meminta mereka untuk memajukan pemilihan. Jika tidak diajukan, bisa jadi pemilihan di Pakistan akan digelar pada akhir tahun 2023 mendatang.

Citra Militer

Tantangan besar selanjutnya bagi Munir ialah citra militer di mata rakyat Paskitan. Selama 30 tahun, tentara memang telah memerintah negara Pakistan.

Tentara juga dianggap sebagai penengah utama negara tersebut dalam urusan domestik. Pensiunan Jenderal Angkatan Darat, Omar Mahmood Hayat, mengatakan peningkatan moral jajaran militer harus menjadi prioritas bagi Munir.

“Kami telah melihat di masa lalu bahwa dengan pendekatan profesional, tidak butuh waktu lama untuk memperbaiki citra tersebut,” papar Hayat.

Asif Yasin Malik, mantan Menteri Pertahanan dan Purnawirawan, menilai bahwa “manajemen persepsi” akan menjadi tantangan bagi Munir.

“Tantangan pertama baginya adalah mengatur persepsi tentang tentara terkait keterlibatan tentara itu sendiri dalam politik. Ini adalah hal pertama yang harus dia kejar dan perbaiki,” kata Malik.

Ancaman TTP dan Afghanistan

Seorang ahli di Pakistan dan Afghanistan, Abdul Syed, menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama Munir adalah menahan ancaman yang meningkat dari kelompok bersenjata Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).

Pada pekan lalu, TTP melanggar gencatan senjata yang disepakati dengan pemerintah Pakistan pada bulan Juni.

Dalam pernyataan yang mengumumkan berakhirnya gencatan senjata, TTP memerintahkan pejuangnya untuk melancarkan serangan baru “di seluruh negeri”.

Dua hari kemudian, tiga orang, termasuk seorang petugas polisi tewas dalam ledakan bom bunuh diri yang diklaim oleh TTP selama kampanye imunisasi polio di kota barat daya Quetta.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Pakistan Institute for Peace Studies, sebuah organisasi penelitian yang berbasis di Islamabad, TTP telah melancarkan lebih dari 70 serangan bersenjata tahun ini dan menewaskan puluhan korban jiwa.

“Sangat jelas bahwa Taliban Pakistan telah menemukan perlindungan di Afghanistan. Pakistan sekarang memiliki dua jalan untuk menyelesaikan masalah ini yakni lewat politik dan militer,” beber Syed.

“Jika Pakistan memilih aksi militer, itu pasti akan merusak hubungan dengan pemerintah Taliban Afghanistan dan akan menghambat tujuan strategisnya. Di sisi lain, Pakistan dapat mencoba dan mencari solusi non-militer untuk menekan Taliban Afghanistan agar mengendalikan TTP dan memastikan mereka tidak melancarkan serangan ke Pakistan,” jelasnya.

India

Secara historis, India merupakan saingan utama Pakistan yang juga melibatkan militer kedua negara tersebut. Kedua negara kerap saling menyalahkan intelijen militer atas serangan bersenjata di tanah mereka.

Pada awal 2019, mereka berada di ambang perang setelah India menyalahkan Pakistan atas serangan mematikan di Kashmir.

Menstabilkan Hubungan AS dan China

Pakistan secara historis mempertahankan hubungan dekat dengan China dan AS. Banyak pengamat mengatakan bahwa mempertahankan hubungan dekat dengan dua saingan global itu akan menjadi salah satu tantangan utama Munir.

Namun sekitar satu dekade terakhir, terjadi peningkatan ketergantungan dengan China yang berinvestasi miliaran dolar di beberapa proyek di seluruh Pakistan. Sedangkan, hubungan Pakistan dan AS terlihat kurang harmonis.

Meski begitu, Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk memperbaiki hubungan yang memburuk selama masa jabatan Khan.

Di sisi lain, analis kebijakan luar negeri yang berbasis di Islamabad, Mohammed Faisal, berpikir bahwa Munir harus menemukan cara untuk menyeimbangkan “tekanan persaingan” dari AS dan China.

“Pakistan mencari bantuan militer dan ekonomi dari kedua negara, dan harus menemukan cara untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan dari kedua pemberi pinjaman utama,” terang Faisal.

(SPM/MIC)