Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Panggung Partai Progresif Beri Kejutan di Pemilu Guatemala

Bernardo Arevalo, kandidat presiden Gerakan Benih, memberikan konferensi pers pada 25 Juni. (Foto: Jeff Abbott/Al Jazeera)

Pelopor Awal

Sementara hasil kedua Arevalo tidak terduga, keberhasilan saingannya Torres, seorang konservatif dari Partai Persatuan Harapan Nasional (UNE), diantisipasi secara luas.

Ia secara konsisten menduduki jajak pendapat, memimpin kandidat mapan. Seperti diplomat karir sentris Edmond Mulet dan sayap kanan Zury Rios, Putri Mantan Diktator Guatemala, Efrain Rios Montt.

Sedangkan, Arevalo menempati urutan kedelapan, dengan hanya 2,9 persen dukungan pemilih dalam survei bulan Juni.

Menurut Carrera, perbedaan antara jajak pendapat pra-pemilihan dan hasil hari Minggu berasal dari banyaknya calon serta ambivalensi pemilih.

“Jajak pendapat sangat bervariasi,” terang Carrera.

Sandra Torres melambai ke kerumunan selama rapat umum kampanye pada 23 Juni, dua hari sebelum putaran pertama pemungutan suara. (Foto: Cristina Chiquin/Reuters)

Torres, bagaimanapun, adalah tokoh politik terkenal di Guatemala. Ia adalah seorang mantan ibu negara sekaligus pengusaha sandal yang mencari kursi kepresidenan dalam dua siklus pemilihan terakhir.

Pada 2015, ia ditempatkan di belakang Jimmy Morales yang memenangkan pemilihan.

Lalu, Torres juga dikalahkan oleh  Presiden Guatemala saat ini, Alejandro Giammattei.

Torres berkampanye tahun ini untuk memperkuat program sosial guna mengatasi kemiskinan dan menerapkan program keamanan nasional. Serupa dengan yang dilakukan Presiden Nayib Bukele di negara tetangga El Salvador.

Tetapi, baik ia maupun partai UNE telah lama dituduh melakukan korupsi dan melanggar undang-undang dana kampanye.

Namun, tuduhan tersebut dibantah tegas oleh Torres dan UNE. (spm/ads)