Saksi Mata
Dr Ahmed El Mohallalati, seorang ahli bedah, mengatakan pada Rabu pagi, para staf telah bersembunyi ketika pertempuran terjadi di sekitar rumah sakit semalaman.
“Penembakan terus menerus dari tank” terdengar,” terang sang dokter.
“Salah satu tank besar masuk ke dalam rumah sakit dari gerbang utama timur, dan mereka baru saja diparkir di depan unit gawat darurat rumah sakit,” katanya.
“Pihak Israel telah memberitahu administrasi rumah sakit sebelumnya bahwa mereka berencana untuk masuk,” sambung Mohallalati.
Hingga pertengahan pagi, ia dan staf lainnya belum menerima instruksi dari pasukan, meskipun tentara berada hanya beberapa meter dari mereka.
“Mereka bergerak di antara gedung-gedung tempat tentara terlihat, di dalam area rumah sakit. Jadi, mereka semakin dekat dengan gedung kami. Kami tidak tahu persis apa yang mereka inginkan.”
“Tank-tank tersebut terus bergerak di dalam area rumah sakit,” bebernya.
Setelah lima hari di mana ia mengatakan rumah sakit tersebut berulang kali diserang oleh Israel, sungguh melegakan setidaknya telah mencapai titik akhir, terang Mohallalati.
Mohallalati khawatir dengan nasib pasiennya namun tidak peduli dengan potensi bentrokan di kompleks tersebut.
Ia mengatakan klaim Israel bahwa ada pejuang di dalamnya adalah sebuah sebuah kebohongan besar.
“Israel telah menggunakan segala jenis senjata serta menargetkan rumah sakit secara langsung selama pengepungan,” jelas Mohallalati.
Saksi lain di dalam rumah sakit, yang dihubungi melalui telepon, mengatakan bahwa tank-tank telah memasuki kompleks tersebut pada pukul 03.00 pagi.
Pasukan Israel turun dan menyebar di halaman, lalu mulai menggeledah ruang bawah tanah dan memasuki gedung-gedung. Juga menggeledah ruang bawah tanah serta memasuki gedung-gedung.
“Sangat berbahaya melihat dari jendela kaca. Pihak administrasi rumah sakit mengatakan kepada kami bahwa tentara pendudukan memberitahu mereka bahwa mereka ingin menggeledah kami dan menggeledah ruangan demi ruangan. Saya sangat takut,” kata pria tersebut, sambil meminta agar namanya dirahasiakan.
“Tidak ada penembakan karena tidak ada orang bersenjata di dalam fasilitas tersebut. Para tentara bertindak bebas, begitu pula orang-orang di dalam rumah sakit, para dokter, korban luka dan pengungsi,” jelasnya. (spm/ads)