Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

PBB Desak Lebih Banyak Bantuan ke Gaza, Israel Justru Hambat Distribusi

Utusan Palestina untuk PBB Riyad H. Mansour berbicara dengan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia saat anggota Dewan Keamanan PBB bertemu untuk melakukan pemungutan suara mengenai proposal yang menuntut Israel dan Hamas mengizinkan akses bantuan ke Jalur Gaza - melalui darat, laut dan udara rute - dan mengatur pemantauan PBB atas bantuan kemanusiaan yang diberikan, di markas besar PBB di New York, AS. (Foto: REUTERS/David Dee Delgado)

ANDALPOST.COM — Dewan Keamanan PBB menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Jumat (22/12/2023).

Tetapi, Sekjen PBB mengatakan Israel justru melakukan operasi militer yang menghambat proses distribusi bantuan ke wilayah kantong.

Setelah berhari-hari berselisih untuk menghindari ancaman veto AS, Dewan Keamanan pada hari Jumat mengeluarkan resolusi yang mendesak langkah-langkah untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan diperluas serta kondisi untuk penghentian pertempuran.

Resolusi tersebut lebih lunak dari rancangan sebelumnya yang menyerukan diakhirinya perang.

PBB juga ingin melemahkan kendali Israel atas pengiriman bantuan. Sehingga membuka jalan bagi pemungutan suara di mana Amerika Serikat, sekutu utama Israel, abstain.

Washington berulang kali mendukung hak Israel untuk membela diri setelah serangan militan Hamas yang berkuasa di Gaza pada 7 Oktober lalu.

Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, mengatakan Dewan Keamanan seharusnya lebih fokus pada pembebasan para sandera dan berkonsentrasi pada mekanisme bantuan.

Terlebih, ia menambahkan Israel mengizinkan pengiriman bantuan dalam skala yang diperlukan.

Hamas dan Otoritas Palestina yang bermarkas di Tepi Barat berbeda pendapat mengenai tindakan tersebut.

Hamas mengatakan tindakan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah dan menentang seruan internasional guna mengakhiri agresi Israel.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik resolusi tersebut.

“Hal itu sebagai langkah yang akan membantu mengakhiri agresi, memastikan datangnya bantuan dan melindungi rakyat Palestina,” terang pihak Kementerian Luar Negeri Palestina.

Sementara itu, Amerika Serikat dan Israel, yang telah berjanji untuk memberantas Hamas, menentang gencatan senjata.

Mereka berpendapat bahwa hal itu akan memungkinkan kelompok militan Islam untuk berkumpul kembali dan mempersenjatai diri.

Namun, pemerintahan Presiden AS Joe Biden semakin kritis terhadap meningkatnya jumlah korban jiwa. Juga krisis kemanusiaan yang semakin memburuk ketika Israel terus melancarkan serangan darat serta udara.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan cara Israel melakukan operasi menciptakan hambatan besar terhadap distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.

Dimana PBB mengatakan bantuan yang tersedia hanya 10 persen dari kebutuhan.

Sementara Israel mengatakan 5.405 truk bantuan yang membawa makanan, air dan pasokan medis, telah memasuki Gaza sejak perang dimulai.

Laporan terbaru mengenai korban jiwa dari Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 20.057 warga Palestina telah tewas.

Juga 53.320 lainnya terluka dalam serangan Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut.

Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang juga terpaksa mengungsi.

Israel mengatakan 140 tentaranya tewas sejak melancarkan serangan darat pada 20 Oktober lalu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.