Alhasil, persoalan keamanan tersebut menyebabkan penangguhan sejumlah operasi penyelamatan.
Tak hanya itu, puluhan orang juga terpaksa ditangkap karena melakukan penjarahan dan mencoba menipu korban usai gempa dahsyat Turki.
Sementara itu, pada Minggu (12/2) sebuah organisasi bantuan darurat Israel mengatakan pihaknya terpaksa menangguhkan operasi penyelamatan korban gempa Turki akibat ancaman keamanan.
Bahkan, mereka harus kembali ke rumah lantaran teror signifikan dari sejumlah oknum.
Timbul Kemarahan
Kementerian transportasi Suriah menjelaskan sebanyak 62 pesawat bantuan telah mendarat di Suriah minggu ini.
Selain itu, akan lebih banyak lagi bantuan yang datang, terlebih dari Arab Saudi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak Dewan Keamanan untuk mengesahkan pembukaan titik bantuan lintas batas baru antara Turki dan Suriah.
Langkah itu dimaksudkan untuk memungkinkan pertemuan guna membahas Suriah dalam beberapa hari mendatang.
Usai berhari-hari berduka serta menderita, timbul kemarahan dari korban gempa Turki lantaran buruknya kualitas bangunan serta lambatnya respon pemerintah.
Pasalnya, sebanyak 2.141 bangunan hancur atau rusak parah akibat gempa dahsyat tersebut.
Polisi Turki dilaporkan menahan 12 orang pada hari Sabtu (11/2), termasuk kontraktor, atas bangunan yang runtuh di provinsi tenggara Gaziantep dan Sanliurfa.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.