ANDALPOST.COM – India menyusul China sebagai negara terpadat di dunia, Rabu (19/4/2023).
PBB memprediksi hal tersebut akan menjadi tantangan besar bagi India lantaran infrastruktur yang berderit.
Selain itu, lapangan pekerjaan di sana juga tidak mencukup bagi jutaan orang muda.
Pergeseran seismik akan membuat populasi India mencapai 1,4286 miliar.
Jumlah tersebut hampir tiga juta lebih banyak dari China 1,4257 miliar pada pertengahan tahun.
Hal itu diungkap oleh laporan Negara Populasi Dunia Dana PBB.
China umumnya dianggap sebagai negara terpadat di dunia sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi.
Namun pada tahun lalu, populasi itu menyusut untuk pertama kalinya sejak 1960 silam.
Di sisi lain, populasi India justru kian meningkat.
Raksasa Asia Selatan menyebar dari Himalaya ke pantai Kerala, dengan 22 bahasa resmi, dan hampir separuh penduduknya berusia di bawah 25 tahun.
India bahkan menghadapi tantangan besar dalam menyediakan listrik, makanan, dan perumahan bagi populasi yang kian bertambah.
Padahal banyak kota besar di India tengah berjuang lantaran kekurangan air, polusi udara, dan daerah kumuh nan padat.
Menurut Pew Research Center, jumlah orang di India telah bertambah lebih dari 1 miliar sejak 1950, tahun di mana PBB mulai mengumpulkan data populasi.
Bonus Demografi
Profesor Sosiologi Universitas Terkemuka di Universitas Maryland Sonalde Desai mencatat bahwa India telah memasuki penurunan kesuburan.
Dengan kata lain, setiap generasi berikutnya akan memiliki lebih banyak pekerja daripada tanggungan.
Bonus demografi ini akan memungkinkan negara untuk menghasilkan modal surplus yang dapat diinvestasikan guna pertumbuhan di masa depan.
“Ini adalah momen yang menyenangkan dan saya sangat berharap bahwa India akan dapat mengambil keuntungan dari bonus demografi ini,” terang Desai.
Guna meningkatkan populasi usia kerja, India perlu berinvestasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan. Sehingga para pekerja ini tidak hanya menjadi sumber tenaga kerja murah.
India juga harus mampu mengurangi hambatan bagi kaum perempuan untuk memasuki dunia kerja.
Negara itu pun harus memaksimalkan potensi mereka, dan berinvestasi dalam kegiatan manufaktur padat karya.
Populasi China
China akhirnya mengakhiri kebijakan satu anak yang telah diterapkan sejak 1980-an silam.
Pasalnya, di tengah kekhawatiran membludaknya populasi, negeri tirai bambu itu justru mulai mengizinkan pasangan memiliki tiga anak pada 2021.
Banyak yang menyalahkan penurunan angka kelahiran karena melonjaknya biaya hidup, serta meningkatnya jumlah perempuan yang bekerja dan mencari pendidikan tinggi.
Tetapi China mengungkapkan bahwa pihaknya menerapkan strategi nasional untuk secara aktif menanggapi penuaan populasi. China juga mempromosikan kebijakan kelahiran tiga anak dan langkah-langkah pendukung. Serta secara aktif menanggapi perubahan dalam perkembangan populasi.
“Dividen demografi China belum hilang, dividen bakat mulai terbentuk, dan momentum pembangunan tetap kuat,” kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin.
Perkiraan Populasi Capai 8 Miliar
India tidak memiliki data populasi resmi terbaru karena belum melakukan sensus sejak 2011 silam.
Terlebih tindak lanjut pada 2021 tertunda lantaran pandemi COVID-19.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.