Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pekerja India Terjebak di Terowongan Lantaran Proses Evakuasi Terhambat

Anggota tim penyelamat bersiap untuk melakukan operasi penyelamatan setelah sebagian terowongan yang sedang dibangun runtuh di Uttarakashi di negara bagian utara Uttarakhand, India, 14 November 2023. (Foto: Pasukan Tanggap Bencana Negara Bagian Uttarakhand/Handout via REUTERS)

ANDALPOST.COM — Tim penyelamat belum dapat menyelamatkan 40 pekerja India yang terperangkap di terowongan jalan raya lantaran batu besar menghalangi upaya guna membuat jalur evakuasi, Rabu (15/11/2023).

Para pekerja tersebut terperangkap karena terowongan jalan yang runtuh.

Kendati begitu meski sudah terperangkap selama tiga hari, para pekerja tersebut masih hidup dan dalam kondisi sehat, kata seorang pejabat yang terlibat dalam operasi penyelamatan.

Orang-orang yang terjebak telah diberi makanan, air dan oksigen melalui pipa sejak Minggu (10/11/2023) pagi setelah terowongan ambruk pada pukul 05.30 (00.00 GMT).

“Sebuah alat berat didatangkan dari New Delhi untuk memasukkan pipa evakuasi karena pipa yang ada saat ini terhalang oleh batu-batu besar,” kata G.S. Naveen, komisaris bantuan di negara bagian Uttar Pradesh.

Terdapat sekitar 50-60 pria yang bekerja pada shift malam di terowongan sepanjang 4,5 km (3 mil).

Terowongan itu dibangun di negara bagian tetangga Uttarakhand di jalan raya nasional yang merupakan bagian dari rute ziarah Hindu Char Dham.

Media lokal melaporkan pada hari Selasa (14/11/2022), mereka yang berada di dekat pintu keluar terowongan berhasil keluar. Sementara 40 orang yang berada jauh di dalam terowongan terjebak.

Jalan raya Char Dham adalah salah satu proyek paling ambisius dari pemerintahan nasionalis Hindu Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi.

Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan empat tempat ziarah yang dihormati oleh umat Hindu di Uttarakhand melalui jalan sepanjang 890 km (550 mil) yang dibangun dengan biaya Rp32 triliun.

Wilayah pegunungan ini rentan terhadap tanah longsor, gempa bumi, dan banjir. 

Insiden nahas itu terjadi setelah peristiwa penurunan permukaan tanah yang oleh para ahli geologi, penduduk, dan pejabat dianggap sebagai penyebab pembangunan cepat di pegunungan tersebut.

Proyek ini mendapat kritik dari para ahli lingkungan dan beberapa pekerjaan dihentikan setelah ratusan rumah rusak akibat amblesan tanah di sepanjang rute.

Pekerjaan terowongan tersebut dimulai pada tahun 2018 dan diharapkan selesai pada bulan Juli 2022. Namun, kini telah ditunda hingga Mei 2024, demikian pernyataan pemerintah.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.