Program e-visa
New Delhi justru mengarahkan warga negara Afghanistan untuk mendaftar program e-visa.
Sayangnya, e-visa tersebut hanya berlaku selama enam bulan dan diberikan dalam keadaan tertentu saja.
Pada 2022 lalu, e-visa hanya diberikan kepada 300 warga Afghanistan.
Artinya, Azimi dan ribuan warga Afghanistan lain yang mengunjungi India untuk belajar atau perawatan medis harus sabar menunggu.
E-visa mudah untuk diajukan dan memerlukan dokumen dasar seperti kartu nama, ID, dan surat undangan dari sebuah institusi di India.
Namun, lebih dari 2.500 siswa Afghanistan yang terdaftar di universitas justru belum dapat melanjutkan studi lantaran terhalang visa.
ICCR India, didirikan pada tahun 1950 untuk mempromosikan pertukaran budaya. Sebelumnya, menawarkan 1.000 beasiswa tahunan kepada warga negara Afghanistan yang ingin melanjutkan studi sarjana dan pascasarjana di India.
Upaya tersebut juga dilakukan untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan pemerintah yang mengambil alih Kabul setelah tahun 2001 menjatuhkan Taliban.
Ribuan warga Afghanistan mendapat manfaat dari skema beasiswa, yang menawarkan Rp4 juta sebagai uang saku dan sekitar Rp1 juta khusus biaya sewas rumah per bulan.
Sehingga, saat ini lebih dari 10.000 mahasiswa Afghanistan menempuh pendidikan di berbagai universitas di seluruh India. (spm/lfr)