Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pelarangan Aborsi, Keputusan Pengadilan Texas Memicu Perdebatan di AS

Ilustrasi para demonstrasi yang pro-aborsi | Sumber: David Erickson/The Associated Press

ANDALPOST.COM – Di negara Amerika Serikat (AS), pemerintah sudah lama menetapkan ‘keputusan’ yang memperbolehkan perempuan untuk melakukan aborsi atau pengguguran kandungan.

Kehamilan tentunya, merupakan sebuah hal yang diinginkan hampir setiap perempuan untuk mengandung buah hati. Ada juga yang tidak menginginkan hal tersebut atas ‘kejadian’ yang salah, sehingga melakukan aborsi.

Akan tetapi, kebijakan terkait penjualan pil aborsi jenis mifepristone di AS semakin ramai dibicarakan. Setelah, adanya keputusan yang dikeluarkan oleh pengadilan di Texas, Jumat lalu.

Diketahui, keputusan tersebut berupa penundaan persetujuan atas penjualan pil di bawah peraturan yang sudah berlangsung dalam jangka waktu yang lama itu. 

Alhasil, keputusan yang diberlakukan oleh pengadilan akan berdampak pada pencabutan izin penjualan pil aborsi.

Di sisi lain, jenis pil itu sebelumnya sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS. 

Menanggapi pertimbangan pengadilan tersebut, FDA sempat melakukan banding terhadap hasil keputusan. 

Perbedaan Kepentingan atas Aborsi

Di sisi lain, ketetapan yang dilakukan oleh pengadilan Texas, berlawanan dengan apa yang diperjuangkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden dan Kamala Harris saat ini.

Di mana, mereka sangat mendukung dan melakukan perlawanan terhadap para ‘konservatif’ yang menolak keberadaan dari pemberian akses pada tindakan aborsi. 

Tweet Wakil Presiden AS, Kamala Harris terkait larangan oleh pengadilan Texas | Twitter: @VP

Pada hari Rabu (12/04/2023), Gedung Putih atau White House mengeluarkan sebuah pernyataan di mana, Presiden dan Wakil Presiden Amerika setuju akan legalitas aborsi.

“[Presiden dan Wapres] sedang fokus memastikan akses ke mifepristone, yang sudah disetujui oleh FDA sejak 20 tahun yang lalu,” ungkap White House.

“[Tentunya, eketif] sebagai [obat] untuk mengakhiri kehamilan dini dan telah bertanggung jawab untuk lebih dari setengah aborsi yang dilakukan di Amerika Serikat,” sambungnya.

Dengan ini, keputusan dari pengadilan Texas dapat memberikan dampak secara meluas.

Atas adanya pelarangan penjualan jenis pil aborsi tersebut, kesehatan untuk para perempuan bisa dapat dalam keadaan berbahaya jika mereka ingin melakukan aborsi.

Selain itu, FDA juga bisa kehilangan kemampuannya untuk tetap memastikan akses perempuan terhadap medikasi yang aman. Serta, efektif ketika mereka membutuhkan hal itu.

Pro dan Kontra yang Muncul

Melihat kondisi kasus ini, seluruh pihak harus dapat mengambil langkah yang tepat agar tidak muncul suatu perdebatan yang panjang.

Akan tetapi, hal tersebut tidak mungkin atas keputusan pengadilan Texas terkait pelarangan mifepristone. Tentunya, hasil keputusan pengadilan ‘bisa’ mendapat ajuan ‘banding’ (pertimbangan) lain dari Departemen Kehakiman AS (DOJ).

Ilustrasi para individu yang melakukan demonstrasi kontra-aborsi | Sumber: Alex Wong/Getty Images

Berada pada sisi yang berlawanan, ada pula banding yang datang dari pengacara perkumpulan dokter dan menentang banding yang diajukan oleh Departemen Kehakiman.

Situasi ini pun, semakin membingungkan di mana, adanya ‘keputusan’ terpisah dari sebuah hakim di Washington. 

Diketahui, ia memutuskan bahwa pengadaan dan penjualan pil aborsi masih tetap harus diadakan di 17 negara bagian yang ada di AS.

Di tengah segala kebingungan itu, adapun kabar untuk menyelesaikan berbagai pertentangan yang ada jika terus berlanjut. Alhasil, masalah yang ada akan diselesaikan di Mahkamah Agung AS.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.