Setelah memutuskan untuk berkontribusi, pemerintah menghadapi masalah baru yaitu Shell tidak ingin melepaskan PI-nya pada proyek tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pun mulai geram atas tingkah Shell.
“Shell ini sudah mundur nggak bertanggung jawab,” kata Arifin di kantor Kementerian ESDM, Jumat, (26/5/2023).
Tanggapan Menteri ESDM
Menteri ESDM, Arifin mengatakan karena ulah Shell Indonesia dirugikan. Karena jika proyek Blok Masela tergarap maka akan menghasilkan gas sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.
“Sekarang ini yang merasa dirugikan ya Indonesia, nah kita tidak mau ini terjadi. Inpex ada kesungguhannya,” kata Arifin.
Tingkah Shell ini bisa dikatakan berada di tengah. Sudah mundur dari proyek tapi juga enggan melepas PI.
Pemerintah menargetkan jika tahun 2024 belum juga ada perkembangan dari Blok Masela maka pemerintah akan mengambil alih proyek tersebut.
Arifin mengatakan, pengembangan Blok Masela harus jalan dalam waktu 5 tahun. Saat ditanya terkait risiko arbitrase, Arifin mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian.
“Kita lihat saja nanti adu kuatnya gimana, kita juga sekarang sedang review,” katanya. (paa/ads)