Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pemerintah Rusia Diduga Rencanakan Serangan Militer Baru ke Ukraina

Pemerintah Rusia Diduga Rencanakan Serangan Militer Baru ke Ukraina
Pemerintah Rusia diduga akan meluncurkan sebuah serangan militer baru ke Ukraina Sumber Eyevine via The Economist

ANDALPOST.COM – Pemerintah Rusia, dilaporkan akan merencanakan sebuah serangan baru ke Ukraina, setelah pihak militer mereka menguras kekuatan angkatan bersenjata Ukraina (AFU), Minggu (06/08/2023).

Diketahui, pihak pemerintah Rusia, menyebutkan bahwa mereka akan melakukan serangan baru. Salah satunya, diungkapkan oleh Senator Dmitry Perminov.

Dmitry ungkap, bahwa pihaknya akan menyerang setelah kondisi di medan perang berubah menjadi kondisi yang ‘menguntungkan’ militer Rusia.

Di sisi lain, pihak Arab Saudi sendiri, telah merencanakan dan melaksanakan sebuah konferensi yang diadakan di negaranya, yakni ‘Konsultasi Jeddah’. Untuk membahas perdamaian konflik di Ukraina.

Pernyataan Pihak Pemerintah Rusia

Diketahui, Senator Dmitry Perminov, yang merupakan pejabat dari komite pertahanan Dewan Federasi Rusia, mengungkap bahwa militernya akan menyerang Ukraina.

“Kami sedang ‘menggiling’ AFU. Ketika momentum berada dalam keuntungan kami, pasukan kami akan pergi menyerang,” ungkap Dmitry pada hari Minggu lalu.

Dimitry sendiri, menyatakan keraguannya jika ada negosiasi yang mendatang antara pihak Rusia dan Ukraina. Hal tersebut, dia juga salahkan Amerika Serikat (AS).

“Para tuan Amerika (AS) tidak memperbolehkan [Presiden Ukraina] Zelensky untuk duduk di meja perundingan,” sebut Dmitry.

“Lebih daripada itu, atas perintah mereka (AS), sebuah undang-undang telah diimplementasi yang melarang dia (Zelensky). Untuk melakukan negosiasi dengan Federasi Rusia,” tambahnya.

Pemerintah Rusia Diduga Rencanakan Serangan Militer Baru ke Ukraina
Sebuah parade militer Rusia, dilakukan oleh personil menggunakan baju Perang Dunia Dua di Red Square pada 07 November 2019. Sumber: Dimitar DilkoffAFP

Selain itu, Dmitry sendiri menyatakan bahwa serangan balasan yang dilakukan oleh pihak AFU pada Juni 2023 lalu, tidak menghasilkan “apa-apa.”

Secara khusus, sebuah hasil yang “nyata” menurut Dmitry, tidak muncul. Alhasil, terdapat banyak korban jiwa dan kehilangan yang muncul atas upaya AFU tersebut.

“Untuk hampir dua bulan sekarang, sebuah serangan balasan [AFU] sedang terjadi tetapi belum mencapai sukses untuk nasionalis Ukraina,” terang Dimitry.

“Mereka telah kehilangan banyak akan personil, tenaga kerja, dan persenjataan yang disediakan oleh [negara-negara] Barat,” sambungnya.

Estimasi Kehilangan Pasukan Ukraina

Menurut laporan dari pihak Kementerian Pertahanan Rusia, pihak AFU atau pasukan Ukraina sendiri telah kehilangan lebih dari 43.000 personil antara Juni dan Juli 2023.

Selain itu, sekitar lebih dari 4.900 alat persenjataan berat berhasil dihancurkan dalam periode yang sama. Termasuk, 25 tank Leopard dari Jerman, dan 21 kendaraan lapis baja Bradley dari AS.

Pihak AFU sendiri, juga kehilangan sekitar 747 senjata artileri dan mortar, yang mereka juga terima dari kiriman AS, Jerman, Polandia, dan Perancis.

Pemerintah Rusia Diduga Rencanakan Serangan Militer Baru ke Ukraina
Foto sebuah tank Ukraina di wilayah Donetsk Sumber Anatolii StepanovAFP

Melalui RT, para negara pendukung Ukraina telah mengirimkan berbagai persenjataan dan peralatan militer untuk membantu AFU dalam serangan balasannya.

Akan tetapi, setelah dua bulan atas operasi serangan balasan oleh AFU pada Juni 2023 lalu, tepatnya pada awal musim panas. Para pejabat negara Barat pun mengakui akan “kecilnya” prestasi Ukraina dalam serangan balasan tersebut.

Pihak pemerintah Ukraina, termasuk Presiden Zelensky, ‘menyalahkan’ pihak negara-negara Barat, atas kurangnya kecepatan bantuan mereka untuk mengirimkan bantuan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.