Penpa Tsering, Sikyong atau pemimpin politik Administrasi Tibet Tengah yang diasingkan mengungkapkan tuduhan terhadap Dalai Lama merupakan sesuatu hal yang tidak adil.
Bahkan, label tersebut membuat para pengikut Dalai Lama terluka.
“Sikap kakek yang polos dan penuh kasih sayang, pria berusia 87 tahun yang ditampilkan dalam rekaman itu telah disalahartikan,” terang Tsering.
Ia juga menambahkan, bahwa kehidupan serta latihan spiritual telah membawa Dalai Lama melampaui kesenangan indrawi.
Kontra
Video Dalai Lama yang meminta seorang anak laki-laki menghisap lidahnya sebenarnya telah direkam pada bulan Februari lalu. Namun, baru beredar pada bulan April.
Video kontroversial itu pun telah dilihat lebih dari satu juta kali di Twitter.
Tsering mengatakan, penyelidikan menunjukkan sumber “pro-Cina” terlibat dalam pembuatan video viral tersebut.
“Sudut politik dari insiden ini tidak dapat diabaikan,” kata Tsering.
Di sisi lain, Dalai Lama yang melarikan diri ke India pada tahun 1959 setelah pemberontakan gagal melawan pemerintahan China di Tibet dianggap Beijing sebagai separatis berbahaya.
Dalai Lama menjadikan kota Dharamshala di Himalaya sebagai markas besarnya sejak melarikan diri dari Tibet usai pemberontakan tersebut.
India pun menganggap Tibet sebagai bagian dari China. Meskipun India menampung orang-orang Tibet di pengasingan.
Lama pun bekerja keras selama bertahun-tahun untuk menarik dukungan global bagi otonomi bahasa dan budaya di tanah airnya yang terpencil itu.
Diketahui, Orang Tibet biasanya menyebut Dalai Lama sebagai Yeshe Borbu, Permata Pengabul Permintaan atau Kundun, Kehadiran.
Lantas pada 1989, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian untuk perjuangan tanpa kekerasan dan pembebasan Tibet. (spm/ads)