ANDALPOST.COM – Pheu Thai, sebuah partai populis Thailand dapat menjatuhkan koalisinya, yakni Move Forward agar tidak dapat membentuk pemerintahan baru, Kamis (20/07/2023).
Pengamat menyebut partai tersebut justru dapat membentuk aliansi baru dengan partai-partai yang didukung militer.
Hal itu terungkap tepat sehari setelah tawaran kedua Ketua Move Forward, Pita Limjaroenrat, untuk menjadi perdana menteri (PM) dibatalkan oleh militer dan pembentukan pro-royalis.
“Koalisi delapan partai kini berantakan,” kata Aim Sinpeng, dosen senior dalam politik komparatif di University of Sydney.
Terlebih beredar postingan yang mengindikasikan partai Move Forward ketergantungan dengan kaum muda.
Mengingat pula adanya sinyal dari elit politik yang menentang Move Forward membentuk koalisi baru.
Pemilihan Sebelumnya
Sementara itu, pada pemilihan pada Mei lalu, Pheu Thai berhasil menduduki posisi kedua dan diyakini memiliki kesempatan untuk memimpin pemerintahan.
Partai tersebut diperkirakan akan mengajukan kandidatnya sendiri. Yaitu, taipan bisnis Srettha Thavisin sebagai calon PM pada pemilihan putaran berikutnya pada 27 Juli mendatang.
“Jika Pheu Thai ingin menjadi sangat demokratis, opsi terbaik adalah bekerja dengan Move Forward. Namun, jika Pheu Thai ingin membentuk pemerintahan, maka opsi terbaiknya adalah bekerja sama dengan pihak lain,” kata Dr Paul Chambers dari Pusat Studi Komunitas ASEAN di Universitas Naresuan di Thailand.
“Karena Move Forward sudah ditolak pihak istana. Itu sudah ditolak oleh kekuatan yang ada. Jadi Pheu Thai kemungkinan besar akan bekerja dengan partai-partai yang pernah ada di pemerintahan sebelumnya untuk mencoba membentuk koalisi,” terangnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.