ANDALPOST.COM – Abi Oyewole (32) membangun bisnis online yang berkembang pesat dengan menjual lencana, stiker, dan perhiasan. Diketahui, dengan mempromosikan kreasinya di Twitter.
Oyewole sendiri, melakukan seluruh kegiatan bisnis onlinenya hanya di rumahnya, Kanada, selama pandemi.
Sayangnya, saat ini ia khawatir akan kehilangan 25.000 pengikutnya, jika pengguna meninggalkan platform tersebut.
Pasalnya, banyak perubahan yang dilakukan Elon Musk sejak memimpin perusahaan media sosial itu.
Terlebih, pembelian senilai Rp690 miliar oleh Musk pada bulan Oktober lalu, membuat staf platform itu dipecat. Termasuk spesialis dalam tim dan insinyur etika, verifikasi akun berbayar, dan konten video bayar untuk tayang.
Wiraswasta dan usaha kecil yang menggunakan Twitter sebagai platform pemasaran, mulai dari pekerja seks online di Inggris. Hingga, pembuat roti rumahan di Afrika Selatan merasa cemas.
Tentunya, akibat dari pergolakan di platform tersebut, yang dinilai dapat mengganggu pendapatan mereka.
Tanggapan Pemilik Usaha-usaha
“Pemilik bisnis tidak tahu harus berharap apa,” kata Oyewole.
“Setiap hari selalu ada sesuatu yang terjadi, dan sepertinya situs itu berantakan,” imbuhnya.
Twitter merupakan platform anda, yang memiliki 238 juta pengguna aktif setiap hari. Sehingga, ini menjadi media periklanan utama, untuk semua ukuran perusahaan.
Lalu, berdasarkan survei oleh Content Marketing Institute pada tahun 2021, sekitar 82% bisnis global menggunakan platform Twitter.
Hingga sekarang, tidak ada perkiraan atau data konsisten yang menunjukkan apakah jumlah pengguna mengalami penurunan. Setelah Musk mengambil alih platform tersebut.
“Jika algoritma Twitter mengambil iklan untuk bisnis kecil. Itu dapat meningkatkan visibilitas tanpa biaya tambahan dari situs web atau tim pemasaran,” kata Charles Isidi, Penasihat Startup untuk lusinan bisnis Afrika.
“Tetapi jika sebuah bisnis akan menghabiskan uang untuk iklan, Twitter perlu membuat kasus bisnis yang kuat. Tentunya, jika mereka akan menghasilkan lebih dari itu, sambil merasa aman di platform tersebut,” kata Isidi.
Aturan Sewenang-wenang
Bagi pekerja seks online Inggris, Countess Diamond (34), Twitter menjadi sangat penting. Karena merupakan, salah satu jejaring sosial utama yang tidak melarang konten dewasa, meskipun ia menghadapi pembatasan.
Lebih dari 34.000 orang, mengunjungi situs web Diamond selama sebulan terakhir, dan sebagian besar berasal dari Twitter atau melalui Linktree miliknya.
Namun, konten yang dibuat oleh Diamond dan dua anggota stafnya akhir-akhir ini kerap dilarang tayang. Alhasil, akun Twitternya tidak muncul dalam pencarian.
Di sisi lain, Musk berjanji bahwa Twitter akan lebih baik untuk menyaring atau menampilkan konten.
Lalu, baik untuk mengusulkan video berdurasi panjang bagi pencipta konten. Serta, akan akan tidak memberikan potongan pendapatan yang lebih besar daripada YouTube.
Tetapi, Diamond tidak yakin akan janji manis Elon Musk tersebut.
“Sungguh luar biasa untuk tidak meninggalkan platform, tetapi ada aturan yang sewenang-wenang dalam hal persyaratan layanan,” ungkap Diamond.
“Saya tidak berpikir itu akan menjadi hal yang positif bagi pekerja seks, dan orang-orang yang kontennya sudah terpinggirkan di ranah online,” tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.