ANDALPOST.COM — Perbatasan yang dikuasai Mesir menuju Gaza diperkirakan akan dibuka kembali di tengah upaya diplomatik untuk menyalurkan bantuan bagi para warga, Senin (16/10/2023).
Penyaluran bantuan tersebut difokuskan ke jalur yang dikuasai Hamas dan telah menjadi sasaran pemboman intensif Israel. Sejak sejak kelompok tersebut mengamuk serta menewaskan 1.300 orang pada 7 Oktober.
Terkejut dengan serangan terhadap kota-kota dan desa-desa, Israel melakukan pemboman brutal yang pernah terjadi di Gaza. Juga memberlakukan blokade ketat, dan mempersiapkan invasi darat.
Ratusan metrik ton bantuan dari beberapa negara pun telah tertahan di Semenanjung Sinai Mesir selama berhari-hari. Sambil menunggu kesepakatan untuk pengiriman yang aman ke Gaza dan evakuasi beberapa pemegang paspor asing melalui penyeberangan Rafah.
“Rafah akan dibuka kembali. Kami bersama-sama dengan PBB, Mesir, Israel, dan negara-negara lain sedang menyusun sebuah mekanisme untuk menyalurkan bantuan dan menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkan,” ucap Menteri Luar Negeri AS, Minggu (15/10/2023)..
Namun, Blinken tidak memberikan waktu spesifik kapan penyeberangan tersebut dibuka kembali.
Sementara Diplomat Veteran AS David Satterfield, yang ditunjuk pada Minggu sebagai utusan khusus untuk masalah kemanusiaan Timur Tengah, akan tiba di Mesir pada Senin untuk membicarakan rinciannya, kata Blinken.
Tetapi, seorang pejabat Palestina, melaporkan penyeberangan perbatasan Rafah akan dibuka pada pukul 9 pagi pada hari Senin.
Penyeberangan Dibuka
Mengutip sumber keamanan, penyeberangan akan dibuka selama beberapa jam pada hari Senin (16/10/2023), tanpa memberikan rincian.
Israel telah mendesak warga Gaza yang kelelahan untuk mengungsi ke selatan.
Sehingga, ratusan ribu orang yang tinggal di kawasan terkepung dapat melarikan diri.
Sayangnya Hamas yang menguasai Gaza, telah meminta masyarakat untuk mengabaikan pesan Israel tersebut.
Warga Palestina di Gaza mengatakan kampanye pengeboman Israel merupakan insiden terberat sejak mereka melancarkan serangan balasan pekan lalu.
Pengeboman terutama terjadi di Kota Gaza, dengan serangan udara menghantam daerah sekitar dua rumah sakit utama di kota tersebut.
Cadangan bahan bakar di semua rumah sakit di Jalur Gaza diperkirakan hanya bertahan sekitar 24 jam lagi. Sehingga membahayakan ribuan pasien, kata kantor kemanusiaan PBB (OCHA) pada Senin.
Pihak berwenang di Gaza mengatakan setidaknya 2.670 orang sejauh ini telah tewas akibat serangan balasan Israel. Seperempat dari mereka adalah anak-anak, dan hampir 10.000 orang terluka. 1.000 orang lainnya hilang dan diyakini berada di bawah reruntuhan.
Para pejabat pemerintah AS pun mengatakan mereka melakukan mobilisasi untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan di Gaza, dan mengantisipasi serangan darat.
Presiden Joe Biden telah mendesak Israel untuk mengikuti hukum perang dalam menanggapi serangan Hamas.
Ia mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa mayoritas warga Palestina tidak ada hubungannya dengan serangan mengerikan Hamas dan menderita karena serangan tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.