Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Polemik Posisi China dalam Mendukung Perbatasan Ukraina

Polemik Posisi China dalam Mendukung Perbatasan Ukraina
Fu Cong, duta besar China untuk UE dan mantan kepala departemen pengawasan senjata kementerian luar negeri China, berbicara pada konferensi pers di Beijing. (Foto: Shubing Wang / Reuters)

ANDALPOST.COM – Utusan China untuk Uni Eropa menghimbau Beijing agar mendukung tujuan Ukraina guna mengklaim kembali integritas teritorialnya yang mencakup Krimea.

Krimea merupakan semenanjung yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 silam.

Saat ditanya mengenai hal tersebut, diplomat senior Tiongkok Fu Cong justru mengaku tidak tahu menahu.

“Kami menghormati integritas teritorial semua negara. Jadi ketika China menjalin hubungan dengan bekas Uni Soviet, itulah yang kami sepakati. Tapi seperti yang saya katakan, ini adalah masalah sejarah yang perlu dinegosiasikan dan diselesaikan oleh Rusia dan Ukraina dan itulah yang kami perjuangkan,” jelas Fu Cong, Selasa (27/6).

Komentar duta besar Tiongkok itu menyusul KTT Bisnis Eropa-Tiongkok 2023 di Brussel pada 16 Juni.

Pernyataan Diplomat Tiongkok

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada bulan April, Fu mengatakan Beijing tidak mengakui upaya Moskow untuk mencaplok wilayah Ukraina termasuk Krimea dan Donbas.

Sejak Ukraina merdeka dari Uni Soviet pada 1991, Rusia mencaplok Krimea pada 2014 dan mendukung pemberontakan separatis di beberapa bagian Luhansk dan Donetsk.

Kendati Rusia telah mengklaim semenanjung itu dan memperluas pendudukannya di Donbas, kekuatan barat tidak mengakui langkah Moskow tersebut.

Selain Fu, para pemimpin China umumnya menahan diri untuk tidak membuat komentar publik tentang aneksasi wilayah Ukraina oleh Rusia.

Ketika referendum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui aneksasi Krimea diadakan pada tahun 2014, Tiongkok abstain dari pemungutan suara dan Liu Jieyi, utusan Tiongkok untuk PBB pada saat justru buka suara.

“Tiongkok selalu menentang intervensi dalam urusan internal negara dan menghormati kedaulatan dan wilayah,” terang Liu.

Diketahui, hingga kini China memang belum mengutuk agresi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 lalu.

Namun, setelah tentara bayaran Rusia mengancam pemberontakan besar-besaran di Moskow selama akhir pekan, aliansi China dengan Vladimir Putin tetap kuat.

“Sebagai tetangga ramah Rusia dan mitra koordinasi strategis komprehensif untuk era baru, China mendukung Rusia dalam menjaga stabilitas nasional dan mencapai pembangunan dan kemakmuran,” kata kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan.

“Kami menganjurkan perdamaian dan kami percaya bahwa penting untuk mencapai perdamaian secepat mungkin dengan menyelesaikan perbedaan di meja perundingan,” imbuhnya.

Pada bulan Februari, Beijing merilis proposal 12 poin yang bertujuan menemukan penyelesaian politik untuk mengakhiri perang.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, China mengirim duta besar Li Hui ke Kyiv, Moskow, dan negara Eropa lainnya bulan lalu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.