Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Polemik Posisi China dalam Mendukung Perbatasan Ukraina

Polemik Posisi China dalam Mendukung Perbatasan Ukraina
Fu Cong, duta besar China untuk UE dan mantan kepala departemen pengawasan senjata kementerian luar negeri China, berbicara pada konferensi pers di Beijing. (Foto: Shubing Wang / Reuters)

Hubungan UE-China

Polemik Posisi China dalam Mendukung Perbatasan Ukraina
Bendera China dan Rusia dipajang dalam gambar ilustrasi yang diambil 24 Maret 2022. (Foto: REUTERS/Florence Lo/Ilustrasi)

Meski begitu, hubungan dekat antara Tiongkok dan Moskow justru membuat China serta UE mengalami ketegangan.

Pekan lalu, ketika Perdana Menteri (PM) China Li Qiang mengunjungi Eropa untuk pertama kalinya sejak dia menjabat, para pemimpin Uni Eropa mendesaknya untuk bersikap keras terhadap Moskow.

Negara-negara Baltik dan Polandia sangat frustrasi dengan China.

Sehingga kembali menjatuhkan sanksi terhadap Beijing dan mengurangi ketergantungan ekonomi.

Pada bulan Maret, sebelum melakukan perjalanan ke China, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa blok tersebut harus fokus untuk menjaga jarak dengan China ketimbang melepaskan hubungan.

Fu Cong pun turut buka suara atas desakan tersebut.

“Negara tidak boleh mencampuradukkan keamanan ekonomi dengan keamanan nasional, sehingga merugikan perdagangan bebas,” klaim Cong.

“De-risking seharusnya tidak menjadi de-coupling. Perkembangan terakhir di UE terkait Huawei dan ZTE telah memprihatinkan,” kata Fu, mengacu pada proposal Komisi Eropa untuk melarang Huawei dan ZTE dari jaringan 5G awal bulan ini.

“Tidak ada bukti bahwa mereka merusak keamanan siber dan dalam pandangan kami. Tuduhan tak berdasar ini bertentangan dengan semangat permainan serta persaingan adil,” imbuhnya. (spm/rge)