Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Pengunjuk Rasa, Buntut Penembakan Mematikan di Paris

Darmanin meminta presiden dan perdana menteri Prancis untuk mengizinkan orang Kurdi yang ingin melakukan protes, menyusul penembakan fatal itu. (Sumber: Thomas Samson/AFP/Getty Images)

“Pada tahap ini, tidak ada bukti bahwa pria itu berafiliasi dengan gerakan ideologi ekstremis mana pun,” ungkap pernyataan dari kantor kejakasaan Paris.

Lantaran insiden tersebut, kerumunan orang berkumpul di dekat pusat kota, di mana orang-orang keturunan Kurdi meneriakkan kata “Sehid Namirin” yang berarti mereka yang tersesat tidak pernah benar-benar tersesat, kecuali bersama kami.

Beberapa orang juga terdengar meneriakkan “Erdogan Pembunuh”. Hal itu mengacu pada sikap tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap nasionalisme Kurdi, serta kebijakannya terkait kelompok militan dan politik sayap kiri Kurdi yang berbasis di Turki dan Irak.

Sementara itu, usai serangan tersebut, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengungkapkan “simpati terdalamnya” kepada orang-orang Kurdi di Prancis dalam sebuah postingan di Twitter.

“Pikiran saya bersama anggota komunitas Kurdi dan orang-orang Prancis pada hari yang menyedihkan ini,” tulis Blinken.

(SPM/MIC)