Salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan situasi ini yakni, melalui penyemprotan air dari atas langit dengan bantuan pesawat militer mereka. Dengan tujuan, untuk menetralkan kondisi udara yang terkena kabut asap.
Akan tetapi, banyak pihak yang masih menilai bahwa reaksi pemerintah hingga aksi mitigasi yang mereka lakukan, belum maksimal untuk menangani masalah polusi di Chiang Mai.
Adapun, para ahli melihat bahwa pemerintah cenderung tidak ingin berurusan dengan permasalahan seperti ini.
Lebih rinci, para ahli melihat bagaimana proses berjalannya ‘politik’ di Thailand yang menjadi salah satu kunci, mengapa masalah ini belum bisa mendapatkan jalan keluar.
Di mana, dikabarkan bahwa akar dari kabut asap tersebut berasal dari pembakaran lahan, yang dilakukan untuk menghilangkan semak. Serta, agar terjadi penyuburan tanah untuk penanaman jagung, tebu, dan sawah.
Melihat dari sisi yang berbeda, Weenarin Lulitanonda yang merupakan seorang Co-Founder Clean Air Network Thailand, mengatakan pendapatnya terkait isu ini.
“Narasi menyalahkan petani atau suku pegunungan, atau negara tetangga – secara politik, mereka adalah kambing hitam yang nyaman,” kata Weenarin. (ben/adk)