Dari posisi yang rentan ini, pemerintah mengatakan bahwa mereka juga kini menghadapi peningkatan biaya dari lingkungan generasi yang menua.
Dalam jangka pendek, ini akan meningkatkan pengeluaran pensiun. Lantas pada 2070 akan menyusutkan rasio usia kerja pada para pensiunan.
“Hal ini memberikan tekanan ke bawah pada penerimaan pajak, tekanan ke atas pada pengeluaran primer, dan meninggalkan kesenjangan bertumbuh di antara keduanya,” kata OBR.
Bunga Utang Pemerintah Melonjak
Tidak hanya tekanan pada penerimaan pajak dan kebutuhan pengeluaran, badan peramalan juga mengatakan bahwa biaya bunga utang pemerintah akan turut melonjak.
Kemudian, dikatakan bahwa pinjaman juga akan meningkat. Sebab pengeluaran pemerintah untuk pertahanan meningkat, untuk memenuhi ancaman keamanan yang meningkat di Eropa dan Asia.
OBR pun mengatakan, bahwa seluruh faktor ini dapat menyebabkan ukuran utang Inggris. Dibandingkan dengan ukuran ekonomi, tiga kali lipat selama 50 tahun ke depan.
Ditambah lagi, adanya guncangan yang tidak terduga atau kebijakan yang tidak didanai dapat mendorongnya menjadi lebih tinggi lagi.
Atas hal ini, kanselir bayangan dari Partai Buruh, Rachel Reeves, mengatakan bahwa laporan OBT menunjukkan betapa jauh tertinggalnya Inggris dibanding rekan-rekannya.
“Ada keputusan serius yang harus dibuat oleh pemerintah Tory ini untuk memulihkan keamanan ekonomi kita, untuk mengendalikan inflasi, dan untuk menghentikan kenaikan tagihan masyarakat,” ucapnya.
Laporan yang dirilis oleh OBR ini juga menunjukkan, bahwa adanya kemungkinan mengenai harga gas yang akan tetap tinggi, setidaknya hingga tahun 2025.
Adanya lonjakan pada harga minyak dan gas pun memiliki kontribusi akan pesatnya kenaikan harga secara umum.
Tentu saja, hal ini membuat para rumah tangga kesulitan dan berada di bawah tekanan untuk memenuhi kebutuhannya.
Meskipun OBR mengatakan bahwa adanya kenaikan harga gas membuat energi terbarukan lebih murah. Akan tetapi Inggris hanya melakukan sedikit upaya untuk berinvestasi dalam energi terbarukan. (ala/ads)