ANDALPOST.COM – Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengunjungi Arab Saudi dan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di kota Jeddah, Laut Merah kerajaan. Pertemuan mereka terjadi di tengah masalah keuangan yang akut, Senin (3/4/2023). Sebelumnya El-Sisi telah tiba di Arab Saudi pada Minggu (2/4/2023).
Kedua pemimpin negara tersebut bertemu guna membahas kerja sama bersama dan perkembangan regional.
“Saya senang bertemu saudara laki-laki saya, Yang Mulia Pangeran Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi. Dan saat saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas sambutan hangat dan keramahtamahan. Saya menegaskan kedalaman dan kekuatan hubungan bilateral antara Mesir dan Kerajaan Arab Saudi,” cuit El-Sisi, Senin (3/4/2023).
Menurut kantor berita SPA milik pemerintah Saudi, sejumlah pejabat tinggi lainnya juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Mereka termasuk penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.
Di tengah masalah finansial yang dihadapi Mesir, Arab Saudi telah memberikan dukungan keuangan guna menjaga ekonomi negara itu tetap stabil.
Diketahui, Arab Saudi memang kerap membantu sokongan dana untuk Mesir sejak El-Sisi mengambil alih kekuasaan setelah memimpin penggulingan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis pada tahun 2013 silam.
Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya membuat simpanan di bank sentral Mesir serta menjajikan investasi baru yang andal.
Krisis keuangan yang melanda Mesir terjadi akibat invasi Rusai ke Ukraina pada tahun lalu.
Namun, kunjungan El-Sisi dilakukan usai Arab Saudi mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak akan lagi memberikan bantuan keuangan secara cuma-cuma.
Selama pertemuan pada bulan Januari di Davos, Swiss, di mana para aktor politik dan ekonomi paling kuat di dunia berkumpul setahun sekali, menteri keuangan Saudi memperjelas perubahan tersebut.
“Kami dulu memberikan hibah langsung dan deposito tanpa pamrih,” kata Mohammed al-Jadaan.
“Lalu kami mengubah itu. Kami bekerja sama dengan lembaga multilateral untuk benar-benar mengatakan kita perlu adanya reformasi,” imbuhnya.
Muncul Pertikaian
Usai pertemuan di Davos, kedua negara mengalami pertikaian kecil saat dua komentator ternama Saudi mengkritik Mesir di media sosial mengenai kegagalan.
Seperti diketahui, Mesir mengalami kegagagaln revolusi sejak 1952 dan peran dominan militer dalam perekonomian.
Sebagai tanggapan, pemimpin redaksi surat kabar milik negara Mesir Al Gomhuria, Razek Tawfiq menulis editorial yang menyatakan bahwa negara-negara kaya baru tidak berhak mencemooh Mesir.
“Orang jahat, bajingan dan orang kaya baru tidak berhak menghina tuan mereka,” tulis Tawfiq.
Namun, pejabat Mesir dan Saudi segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
El-Sisi menekankan betapa besarnya bantuan yang diberikan Arab Saudi bagi Mesir.
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi. (Foto: AFP PHOTO/ADEM ALTAN)
Setelah pernyataan El-Sisi itu, komentar dari Arab Saudi pun dihapus.
Ketergantungan Mesir pada negara-negara Teluk yang lebih kaya semakin dalam. Hal ini nampak setelah Mesir mendapatkan pinjaman Rp44 triliun dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada Desember tahun lalu.
Pinjaman tersebut memerlukan reformasi ekonomi struktural serta ekspektasi pembiayaan baru dan perputaran utang dari Teluk.
Sehingga, pertemuan antara El-Sisi dan Putra Mahkota penting dilakukan untuk menata kembali diplomatik besar-besaran di wilayah tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.