“Warga Palestina menyebut proses pembersihan etnis dan pemindahan oleh Israel pada tahun 1948 sebagai Nakba. Hari ini, ini berlanjut melalui perampasan tanah, pemukiman, dan penjajahan, dengan ancaman terang-terangan Nakba kedua dari para pemimpin Israel.”
“Ursula von der Leyen menyebut Holocaust sebagai tragedi terbesar dalam sejarah tetapi tidak menyebutkan siapa yang melakukannya dan di mana. Dia juga lalai untuk mengakui bagaimana rasisme dan kekerasan Eropa, di samping sikap kolonial terhadap minoritas, memungkinkan terjadinya Holocaust,” sambungnya.
Pengguna lain menyebut perlakuan von der Leyen terhadap Israel munafik jika dibandingkan dengan Rusia.
“Ursula von der Leyen merayakan 75 tahun pendudukan Palestina, namun berani menuduh Rusia menduduki Ukraina. Benar-benar munafik rasis yang tidak tahu malu,” terang Hassan Mafi.
Seorang profesor Palestina di Kanada juga menyayangkan pernyataan von der Leyen mengenai kekaguman sang Presiden UE terhadap Israel.
“Ursula von der Leyen perlu membaca satu atau 10 buku, kiasan ‘membuat gurun mekar’ yang sangat rasis ini benar-benar memalukan bagi jutaan orang Eropa yang seharusnya dia wakili. Bacaan singkat tentang penghancuran Israel atas pertanian Palestina,” tulis Rafeer Garbi. (spm/fau)