Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pria Kanada Bunuh 5 Orang karena Perselisihan Kondominium

Polisi melumpuhkan seorang pria Kanada bersenjata yang membunuh lima orang karena perselisihan kondominium. (Sumber: Arlyn McAdorey/The Canadian Press)

ANDALPOST.COM – Seorang pria Kanada berusia 73 tahun membunuh lima orang dengan senjata sebelum akhirnya dilumpuhkan oleh pihak kepolisian. Sebelumnya, pria tersebut berselisih dengan dewan kondominiumnya di pinggiran kota di atas Toronto.

Diketahui bahwa lima orang yang menjadi korban tersebut termasuk tiga anggota dewan setempat yang berselisih dengannya.

Kepala Polisi Daerah, York James MacSween, mengidentifikasi tersangka dalam serangan Minggu (18/12/2022) malam di Vaughan, Ontario, sebagai Francesco Velli.

Pada Senin (19/12/2022), York James MacSween menggelar konferensi pers dan mengatakan bahwa Velli menembak mati tiga pria dan dua wanita serta melukai wanita berusia 66 tahun. Sang wanita tua tersebut kini tengah dirawat di rumah sakit dan diperkirakan akan pulih.

“Tiga korban adalah anggota dewan kondominium,” jelas James MacSween.

Polisi mengatakan petugas dipanggil untuk melakukan penembakan aktif di gedung sekitar pukul 19:20 pada hari Minggu malam.

Petugas kepolisian pun akhirnya menembak Velli di tempat tinggalnya sekaligus lokasi kejadian.
MacSween mengungkapkan hingga kini polisi masih menyelidiki motif serangan yang terjadi di tiga unit terpisah di gedung tersebut.

Juru bicara Unit Investigasi Khusus, Kristy Denette, mengatakan bahwa polisi menemukan para korban di lantai yang berbeda. Denette menambahkan bahwa Velli memiliki pistol semi otomatis yang digunakan untuk membunuh para korban.

Pada hari Minggu menjelang serangan, Velli memposting video di platform Facebook di mana ia berbicara mengenai perselisihan hukum dengan dewan kondominium.

Dalam video tersebut, Velli mengaku mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh ruang listrik gedung kondominium tersebut.

Velli juga memposting rekaman percakapan telepon antara dirinya dengan pengacara yang menangani kasus kondominium itu.

Dalam rekaman tersebut, sang pengacara mengatakan bahwa perusahaan kondominium telah meminta Velli untuk menjual unitnya dan pindah.

“Tragedi ini membuatku gila. Lagipula aku sakit,” terang Velli dalam rekaman tersebut.

Pengacara mencatat ada sidang pengadilan online dalam kasusnya yang dijadwalkan pada hari Senin (19/12/2022). Velli mengklaim selama panggilan bahwa ia tidak siap untuk menyampaikan kasusnya di persidangan. Ia juga menanyakan apa yang diinginkan dewan darinya.

Selain itu, Velli juga mengatakan bahwa kasus perselisihannya mengenai kondominium itu telah terjadi selama bertahun-tahun.

“Bisakah aku mati dengan damai? (Sudah) tujuh tahun penyiksaan,” kata Velli.

Dalam satu video lainnya Velli juga mengatakan hal serupa.

“Mereka ingin saya mati. Anda dapat mengambil tubuh ini tetapi tidak pernah jiwa ini. Saya siap untuk mati,” ujar Velli.

Diketahui, Velli sempat mengajukan gugatan terhadap enan direktur dan pejabat dewan pada tahun 2022 lalu atas tuduhan melakukan tindakan kejahatan dan kriminalitas sejak tahun 2010 dan seterusnya.

Ia juga menuduh mereka dengan sengaja menyiksa Velli selama lima tahun terkait dengan masalah ruang listrik di bawah unitnya. Namun, Hakim Joseph Di Luca melemparkan gugatan tersebut dan menyebut kasus itu sebagai sesuatu yang “sembrono”.

Sementara itu, berdasarkan dokumen pengadilan, pihak berwenang pernah memerintahkan penahanan terhadap Velli pada tahun 2018. Ia ditahan atas tuduhan perilaku yang diduga mengancam, kasar, mengintimidasi, dan melecehkan terhadap dewan, manajemen properti, pekerja, dan penduduk setempat.

(SPM/MIC)