“Anggota Kongres Omar jelas tidak bisa menjadi pembuat keputusan yang objektif di Komite Urusan Luar Negeri mengingat biasnya terhadap Israel dan terhadap orang-orang Yahudi,” papar anggota Republik Ohio, Max Miller.
Lantas, Ilhan Omar pun segera menanggapi kegaduhan tersebut dengan menyebut tidak ada yang benar secara objektif.
“Jika tidak objektif adalah alasan untuk tidak bertugas di komite, tidak ada seorang pun yang akan berada di komite,” bantah Omar.
Di sisi lain, Partai Republik justru menuduh Ilhan Omar sebagai anti-semitisme lantaran ia hanya menyebut negara Israel bukan orang Yahudi.
Bukan baru kali ini saja, Omar menghadapi masalah serupa.
Pada awal kariernya di Kongres di tahun 2019 lalu, Omar juga menuai kritikan saat ia menyarankan sumbangan politik dari kelompok lobi pro-Israel, termasuk Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC) mendorong dukungan bagi Israel.
Namun, tak berselang lama, Omar pun mengucapkan permohonan maaf atas pernyataannya itu.
Kendati begitu, hak asasi Palestina menyebut tuduhan anti-semitisme bagi pengkritik Israel bertujuan untuk meredam perdebatan soal kebijakan pemerintah negara tersebut.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, AIPAC serta organisasi pro-Israel lainnya mengucurkan jutaan dolar dalam pemilihan kongres guna mengalahkan kaum progresif yang menyerukan hak asasi manusia (HAM) Palestina. (spm/fau)