ANDALPOST.COM — Lebih dari 300 orang mencari kompensasi karena mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh agen pencari bakat ternama Jepang, mendiang Johnny Kitagawa, kata agensinya.
Tuduhan terhadap Kitagawa, yang meninggal pada tahun 2019, kembali mengemuka setelah sebuah film dokumenter yang dikeluarkan oleh BBC menginspirasi lebih banyak korban untuk melapor.
Pada bulan September lalu, penyelidikan independen menyimpulkan bahwa raja musik tersebut telah melakukan pelecehan terhadap ratusan anak laki-laki dan remaja putra selama enam dekade karirnya. Mereka juga mendesak adanya kompensasi bagi para korban.
Agensi Johnny & Associates pada hari Senin (2/10/23) mengungkapkan 478 orang telah menanggapi situs web yang mereka buat untuk mendapatkan kompensasi. Lalu 325 di antaranya mencari kompensasi sebagai korban.
Agensi mengatakan 150 orang di antaranya adalah mantan talent dari agensi artis tersebut.
Agensi pop tersebut mengganti namanya menjadi -SMILE-UP-. Lalu mengatakan bahwa entitas baru tersebut hanya akan menangani identifikasi dan kompensasi kepada para korban.
Sebuah perusahaan baru akan dibentuk untuk mengelola talenta tersebut. Badan tersebut mengatakan akan menentukan pembayaran keuangan untuk setiap korban berdasarkan kasus per kasus.
Laporan Para Korban
Awal tahun ini badan tersebut telah meminta maaf kepada para korban. Lantas setelah temuan penyelidikan, Kepala Eksekutif Julie Fujishima, yang merupakan keponakan Kitagawa, mengundurkan diri.
Ia digantikan oleh Noriyuki Higashiyama, bintang televisi dan penyanyi di Jepang yang juga dituduh melakukan pelanggaran seksual. Tuduhan itu ia bantah pada hari Senin (2/10/2023).
“Saya tidak pernah melakukan pelecehan seksual terhadap siapa pun. Beberapa orang mungkin merasa saya melecehkan mereka secara kekuasaan, tapi itu terjadi 35-40 tahun yang lalu, dan saya mungkin belum bisa memahami apa itu pelecehan seksual,” katanya.
Setelah mengambil alih kepemimpinan pada awal September, Higashiyama mengatakan agensinya tidak yakin apakah mereka akan meninggalkan nama Johnny.
Restrukturisasi ini diyakini sebagai upaya untuk mendapatkan kembali penerimaan publik. Misalnya perusahaan-perusahaan besar Jepang seperti Nissan, Asahi dan Suntory membuang talenta agensi tersebut setelah penyelidikan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.