ANDALPOST.COM — Ratusan orang termasuk beberapa pasien meninggalkan RS Al-Shifa di Gaza, Sabtu (18/11/2023). Beberapa staf medis mengatakan mereka telah diminta untuk pergi tetapi Israel membantahnya.
Ratusan orang tersebut terlihat berjalan di tengah puing-puing serta suara tembakan.
Secara terpisah, pejabat kesehatan Hamas mengatakan dua ledakan di Jabalia di Gaza utara menewaskan 80 orang.
Israel mengatakan mereka tidak dapat memastikan serangan tersebut terjadi di sebuah sekolah PBB yang menjadi tempat penampungan dan mereka sedang menyelidikinya.
Namun, dalam sebuah rekaman di sekolah al-Fakhoura di Jabalia menunjukkan banyak perempuan serta anak-anak mengalami luka parah dan tergeletak di lantai.
Ada lebih dari 20 korban jiwa yang terlihat dalam rekaman tersebut.
Sekitar setengahnya terlihat di satu ruangan di lantai dasar, yang juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan, ia telah melihat rekaman tersebut.
“Serangan-serangan ini tidak bisa menjadi hal yang biasa, mereka harus dihentikan,” katanya.
Secara terpisah, kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 30 orang dari keluarga yang sama telah terbunuh di tempat lain di Jabalia.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum memberikan komentar mengenai laporan tersebut namun mengatakan pihaknya memperluas operasi di Gaza. Termasuk di Jabalia, untuk menargetkan Hamas.
Jumlah Korban
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pun mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 12.300 orang. Lebih dari 2.000 orang lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Di RS al-Shifa, seorang jurnalis mengatakan banyak pasien dalam kondisi mengenaskan, tapi jumlah dokter hanya tersisa sedikit.
“Kami mengangkat tangan dan membawa bendera putih,” Khader, seorang jurnalis yang pernah bekerja di al-Shifa.
“Tadi malam sangat sulit. Suara ledakan dan tembakan sangat menakutkan. Buldoser membuat lubang besar di halaman rumah sakit dan menyapu beberapa bangunan,” imbuhnya.
Sebelumnya, kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 120 pasien masih dirawat di rumah sakit. Serta sejumlah bayi prematur yang tidak ditentukan jumlahnya.
IDF membantah memerintahkan evakuasi al-Shifa dan mengatakan pihaknya menyetujui permintaan dari direktur rumah sakit bagi mereka yang ingin pergi untuk mengungsi melalui jalur aman.
“IDF sama sekali tidak memerintahkan evakuasi pasien atau tim medis dan bahkan mengusulkan agar setiap permintaan evakuasi medis akan difasilitasi oleh IDF,” kata sebuah pernyataan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.