ANDALPOST.COM – Kericuhan di Paris kian meningkat terlebih pada hari protes atas reformasi pensiun Macron. Ratusan ribu demonstran berbaris di seluruh Prancis menentang reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron.
Bahkan, saat orang-orang turun ke jalan, polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan terlibat bentrok dengan kaum anarkis yang kejam di Paris.
Akibatnya, beberapa polisi terluka dan puluhan pengunjuk rasa ditangkap saat aksi protes tersebut berubah menjadi kekerasan brutal, Kamis (23/3).
Lantaran aksi unjuk rasa itu juga mengakibatkan perjalanan udara serta kereta api terganggu.
Tak hanya itu, banyak guru dan profesi lainnya juga mogok kerja dan justru turut terjun ke jalan untuk menyuarakan protes mereka.
Para pengunjuk rasa akhirnya mengggelar demonstrasi usai pemerintah menyetujui undang-undang kenaikan masa pensiunan Macron menjadi 64 tahun.
Sebenarnya, demonstrasi di pusat kota Paris kerap berlangsung damai, tetapi adanya kelompok anarkis ‘blok hitam’ yang menyebabkan kekacauan.
Hingga bentrokan dengan polisi pun tak terhindarkan lagi.
Lantaran, pihak kepolisian berusaha untuk memukul mundur mereka menggunakan granat kejut serta gas air mata.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin menjelaskan sebanyak 123 petugas polisi terluka dan 80 orang dari seluruh negeri ditangkap.
Pemblokiran Akses
Tak hanya menggelar aksi unjuk rasa, warga Paris juga memblokir akses ke terminal di bandara Charles de Gaulle. Sehingga turis terpaksa berjalan kaki untuk mencapai tempat tersebut.
Selain itu, sejumlah sekolah juga tutup sementara, lantaran para guru ikut terjun dalam aksi itu.
Layanan kereta api pun turut terganggu, ditambah pemadaman listrik.
Kondisi tersebut kian diperparah dengan tumpukan sampah sepanjang jalan.
Lantaran serikat pekerja menekan pemerintah mencabut undang-undang masa pensiunan tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.