ANDALPOST.COM – Rencana kontroversial China untuk membangun kedutaan baru di dekat ‘Menara London‘, telah ditolak dalam rapat dewan pada Kamis malam (02/12/2022).
Rencananya, Beijing berniat untuk membangun kedutaan Eropa terbesarnya di Royal Mint Court. Situs itu sendiri, sebelumnya dijual oleh pihak kerajaan Inggris kepada sebuah perusahaan properti pada tahun 2010.
Royal Mint Court
Royal Mint Court adalah sebidang tanah seluas 5,4 hektar yang dulunya merupakan rumah produksi mata uang Inggris.
Dari perusahaan properti itu, China membeli situs tersebut seharga £255 juta atau Rp4,8 triliun.
Diketahui, China membeli situs tersebut pada Mei 2018, dengan maksud untuk mengganti gedung kedutaan mereka yang saat ini berada di lingkungan Marylebone.
Jika rencana tersebut terealisasikan, situs ini akan menjadi salah satu misi diplomatik terbesar China di dunia. Yakni, dilengkapi dengan penginapan untuk ratusan staf, pertukaran budaya, dan pusat bisnis.
Namun, rencana yang sudah disusun oleh arsitek David Chipperfield itu, telah menuai protes dan perdebatan dari penduduk sekitar.
Diketahui, mereka meragukan masalah keamanan, privasi, dan keselamatan warga yang tinggal di dekat lokasi tersebut.
Lalu, menurut sebuah dokumen yang diterbitkan sebelum pertemuan rapat dewan, Dewan Tower Hamlets telah menerima setidaknya 51 pengaduan tertulis yang penuh kekhawatiran.
Diketahui, Asosiasi Penduduk Royal Mint Court, yang mewakili sekitar 300 orang yang tinggal di gedung-gedung itu. Mengatakan, bahwa mereka takut jika China membangun kedutaan di daerah tersebut.
Mereka asumsi, China akan menerapkan aturan yang merugikan warga di sana.
Selain ketakutan akan kerugian, penduduk sekitar juga mengungkapkan rasa kekhawatiran mereka.
Yakni, kekhawatiran atas sasaran teroris, dan hotspot kamera pengawasan milik negara tersebut.
‘Polisi Luar Negeri’ China
Sebelumnya, China telah dituduh menggunakan pos-pos diplomatiknya sebagai kantor polisi luar negeri.
Tuduhan itu, juga memuat kecurigaan mereka terhadap negara tirai bambu itu, yang menggunakan tempat mereka untuk memantau warga negara China di luar negeri.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.