Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Rusia Tangkap Ribuan Demonstran dengan Teknologi Chip Pengenalan Wajah Buatan Amerika

Chip Nvidia yang Digunakan Rusia untuk Kamera Pengintai. (Sumber : Reuters/Tyrone Siu)

Tinjauan yang dilakukan terhadap penggunaan kamera mendapatkan bahwa sejak 2021 pemerintah Rusia sudah melakukan pemanfaatan kamera untuk menangkap para demonstrasi anti pemerintahan dalam Rusia.

Penangkapan Demonstrans oleh Kepolisian Rusia. (Sumber: Reuters)

Akan tetapi, sejak dilakukan invasi Rusia ke Ukraina, pemanfaatan kamerapun digunakan untuk melakukan pengenalan wajah guna mencegah protes perlawanan atas Kremlin.

Penggunaan Chip Buatan Amerika oleh Tiga Perusahaan Rusia

Dalam mengembangkan kamera pengawas oleh tiga perusahaan Rusia tersebut mereka membeli chip buatan Amerika yakni, perusahaan Nvidia Corp atau Intel Corp untuk dikombinasikan dengan algoritme mereka.

Terkait dengan penemuan tersebut, Reuters melaporkan bahwa pihak Nvidia dan Intel telah melakukan pemberhentian semua pengiriman mereka kepada Rusia. Pemberhentian sejak Maret 2022 lalu atau sejak Rusia melakukan serangan ke Ukraina sebagai bentuk pembatasan ekspor.

Keputusan tersebut sesuai dengan peraturan yang diberlakukan kepada Intel Corp sejak bergabungnya perusahaan tersebut dengan United Nation Global Compact pada tahun 2009. Di mana peraturan menegaskan bahwa perusahaan dilarang keras untuk terlibat dalam planggaran hak asasi manusia.

Nvidia juga ikut bergabung pada tahun 2022 dan menyatakan mendukung penuh kebijakan tersebut. Dukungan itu dengan syarat sesuai prinsip dan panduan PBB perihal bisnis dan HAM. Menurutnya hal ini dapat mengurangi resiko produk perusahaan mereka akan disalahgunakan untuk melakukan sebuah aksi pelanggaran hak.

Klara Polackova Van der Ploeg, Kepala Unit Bisnis, Perdagangan, dan HAM di Pusat Hukum HAM Universitas Nottingham memberikan penjelasannya.

Ia mengatakan bahwa, “proses yang tepat bagi perusahaan-perusahaan itu adalah mengetahui siapa mitra bisnis mereka. Mempelajari bagaimana produk mereka digunakan, dan menggunakan pengaruh untuk mencegah teknologi mereka digunakan dalam pelanggaran hak asasi manusia,” terang Klara. (ben/fau)