ANDALPOST.COM — Asosiasi Medis Amerika (AMA) menyarankan kepada para dokter atau petugas kesehatan untuk tidak terlalu berpedoman pada Indeks Massa Tubuh atau BMI dalam menentukan normalnya berat badan seseorang, Rabu, (14/6/2023).
Berat badan seringkali menggunakan perhitungan BMI. Di mana perhitungan yang dilakukan biasanya menggunakan pengukuran berat badan. Juga tinggi badan dari seseorang yang akan menentukan apakah orang tersebut memiliki kondisi tubuh yang “normal”.
AMA menjelaskan, bahwa penghitungan tersebut masih belum termasuk penyakit yang akan diderita oleh suatu individu dalam perhitungan kondisi badan yang menyelaraskan berat dan tinggi badan tersebut.
Perhitungan rasio yang biasanya dilakukan oleh BMI dengan tinggi dan berat badan, menentukan apakah orang tersebut termasuk ke dalam beberapa kategori. Antara lain normal, kelebihan berat badan, obesitas, dan obesitas yang tidak wajar,
Hal tersebut sangatlah disayangkan, mengingat hingga saat ini masih banyak pihak yang menilai kondisi badan mereka yang dikatakan “normal” secara BMI. Akan tetapi, masih memiliki beberapa penyakit yang tentunya tidak bisa ditafsirkan BMI.
Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai bukti ketidakakuratan perhitungan yang dilakukan oleh BMI. Terutama dalam menilai berat badan normal dengan potensi penyakit dari tubuh suatu individu.
Kebijakan Baru Terhadap BMI
Dalam menyikapi hal tersebut, para dokter berpengaruh di AS, mengadopsi kebijakan baru mengenai penggunaan BMI dalam menilai berat badan seseorang.
Dimana dalam kebijakan yang dibicarakan tersebut, perhitungan BMI yang hanya berpatok pada tinggi dan berat badan, dinilai tidak akurat oleh AMA. Lantas menyarankan untuk menambah faktor lain dalam perhitungan tersebut.
Faktor tersebut antara lain, komposisi tubuh, lemak perut, lingkar pinggang, dan faktor genetik juga penting.
Dalam penjelasan oleh AMA tersebut, kelemahan lain dari BMI yakni penggunaan ras tertentu sebagai standar perhitungan.
“Masalah dengan penggunaan BMI sebagai ukuran karena kerugian historisnya (dan) penggunaannya untuk pengucilan rasis,” ujar AMA.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.