Tanggapan Kalimat Rasis Scoot Adams
Sementara itu, penulis sekaligus profesor Amerika, Tom Nichols juga memberikan tanggapan atas kasus Scott Adams tersebut.
Nichols menyebut kartun Dilbert sangat menginspirasi namun Scott Adams justru mematikannya melalui pernyataan rasis.
“Dilbert adalah inspirasi yang luar biasa bagi kami yang bekerja di birokrasi di tahun 90-an. Tetapi jika Scott Adams ingin mengakhiri karirnya sebagai seorang rasis, ok,” cuit Nichols di akun Twitter pribadinya.
Seorang pengacara sekaligus aktivis Amerika, Cornell William Brooks, juga mengutuk keras pernyataan rasis pembuat kartun Dilbert itu.
“Tidak ada platform media yang boleh menerbitkan Dilbert atau apa pun oleh Scott Adams.”
“Adams mengatakan orang kulit hitam adalah kelompok pembenci. Dia menyarankan orang kulit putih untuk melarikan diri dari orang kulit hitam. Adams seharusnya tidak hanya dihukum, rasismenya yang keji harus dilucuti secara kategoris,” cuit Brooks.
Karier Scoot Adams
Nama Scoot Adams dikenal sebagai penulis andal serta kartunis asal AS.
Pria yang lahir pada 8 Juni 1957 itu merupakan insinyur telekomunikasi di Crocker National Bank di San Francisco.
Sejak terjun sebagai penulis, Scoot Adams memang memiliki ciri tersendiri.
Dia kerap menulis sejumlah karya nonfiksi sindiran, komentar, dan bisnis.
Bahkan, pria berusia 66 tahun tersebut juga sering menulis sindiran atau sarkastik terkait lanskap sosial dan psikologis pekerja di perusahaan modern.
Selain itu, Adams juga menulis buku di berbagai bidang lain, termasuk eksperimen spiritual, politik dan manajemen.
Popularitas karya-karyanya juga dibarengi dengan komentar kontroversial tentang masalah sosial dan politik yang kerap Adams bagikan di sosial media.
Namun, kreativitas Scoot Adams kian andal dan dibuktikan melalui popularitas kartun Dilbert.
Sayangnya karena komentar rasis Adams, kartun Dilbert justru terancam punah.(spm/ads)