Dalam survei ini juga ditunjukkan bahwa bisnis tetap berada di bawah tekanan.
Laporan itu mencatat, “Meningkatnya biaya dan kenaikan upah adalah penyebab utama tekanan keuangan pada bisnis.”
“Tekanan-tekanan ini mengarah pada kesulitan di sektor-sektor yang tidak dapat membebankan biaya ini kepada konsumen baik. Hal ini karena alasan kontraktual (konstruksi) atau karena permintaan yang lemah (konsumen diskresioner dan real estat komersial),” tutur survei tersebut.
Diketahui, terdapat lima sektor yang paling tertekan yaitu konstruksi, pilihan konsumen, real estat komersial, perawatan kesehatan, dan real estate perumahan.
Pendapat Lain Ekonomi Australia
“Kami telah meningkatkan sedikit [perkiraan ekonomi] kuartal Juni kami karena ekspor,” jelasnya.
“Kami benar-benar tidak melihat ekonomi meningkat sampai Anda mendapatkan penurunan suku bunga [bunga] dan pada dasarnya Anda mulai melihat dunia sedikit membaik,” tambah Oster.
Ia mengatakan bahwa bank Australia melihat kesehatan ekonomi China sebagai risiko utama bagi perekonomian Australia.
“Anggota mencatat bahwa prospek ekonomi China telah direvisi lebih rendah dan tunduk pada tingkat ketidakpastian yang tinggi,” sebuah pernyataan di rapat dewan terbaru RBA.
Adapun, bank memperkirakan bahwa inflasi akan kembali ke kisaran target bank antara 2 dan 3 persen pada pertengahan tahun 2025, dengan tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,5 persen. (ala/fau)