Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Sebanyak 93 Warga Gunung Kidul Terjangkit  Antraks Akibat Konsumsi Ternak Mati

Sebanyak 93 Warga Gunung Kidul Terjangkit Antraks Akibat Konsumsi Ternak Mati
Ilustrasi hasil positif terjangkit virus Antraks akibat ternak mati. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Sebanyak 93 warga di kabupaten Gunungkidul dinyatakan positif terkena antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang mati karena sakit, Selasa (04/07/2023).

Hal itu diketahui dari 125 sampel yang diperiksa, 93 orang diantaranya ternyata positif antraks.

Akibat dari kejadian tersebut, dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, bahwa saat ini terdapat 3 orang yang meninggal dunia. Dan disebabkan oleh penyakit antraks yang ditularkan melalui hewan ternak.

Kronologi Penyebaran Penyakit Antraks

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi irawati, memaparkan bahwa pihaknya baru mengetahui kasus penyebaran antraks di wilayahnya pada 4 Juni 2023.

Kala itu pihaknya menerima laporan dari rumah sakit bahwa ada warga yang meninggal akibat antraks.

Mendengar kabar tersebut, pihak Dewi langsung melakukan tindakan. Hasil penyelidikan dan pendataan Dinkes mengungkapkan, ternyata awal penyakit ini berasal dari aktivitas warga di lokasi yang mengonsumsi hewan ternak sapi mati.

Bahkan menurut keterangan Dinas Peternakan dan Kesehatan setempat, terdapat sapi yang sudah dikubur. Lalu, digali lagi kuburannya, untuk diambil dagingnya dan dikonsumsi warga sekitar.

Sebanyak 93 Warga Gunung Kidul Terjangkit Antraks Akibat Konsumsi Ternak Mati
Hewan Ternak Yang Terjangkit Virus Antraks (CIVAS.net)

“Dari penelusuran ternyata awalnya karena ada kematian hewan karena sakit lalu disembelih. Dan dikonsumsi oleh masyarakat,” tutur Kadinkes Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati.

Tidak hanya itu saja, Dewi mengungkapkan bahwa pasien yang terjangkit penyakit Antraks itu membagikan potongan daging dari sapi mati tadi, kepada warga yang ada di sekitarnya.

Alhasil, dari investigasi itu, sebanyak 125 orang yang menerima daging sembelihan tersebut harus menjalani tes darah. Hal ini mengingat penyakit yang diderita sapi tersebut itu berbahaya.

“Seseorang bisa terkena antraks apabila orang tersebut menghirup spora bakteri Bacillus Anthracis yang berterbangan di udara atau bisa juga karena orang tersebut makan daging yang telah terkontaminasi antraks,” imbuh Dewi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyebut pihaknya kini fokus melakukan edukasi. Ia berpesan ketika masyarakat mengkonsumsi daging, hendaknya memilih yang sehat.

“Kalau ada ternak mati atau sakit mendadak, kemudian disembelih itu sebaiknya tidak dikonsumsi. Ketika tidak mengkonsumsi pasti tidak terkena penyakit itu,” pesan Dewi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.