Ukraina pun menjelaskan, bahwa rudal tersebut telah melumpuhkan pasokan listrik ke pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia. Sementara Zaporizhzhia merupakan sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang saat ini dikuasai oleh Rusia.
Meski begitu, penasihat CEO perusahaan energi negara Rusia, Renat Karchaa mengungkapkan, pabrik Zaporizhzhia masih bekerja dengan baik dan normal
“Semuanya benar-benar normal, spesialis di pabrik bekerja cukup profesional, otomatisasi telah dimulai,” terang Karchaa.
“Tidak ada ancaman atau bahaya insiden nuklir. Bahan bakarnya lebih dari cukup dan jika perlu, akan dipasok ke pabrik,” sambung dia.
Serangan Rusia Meluas ke Bakhmut
Tak hanya menyerang wilayah Lyiv Barat, Rusia juga meluncurkan aksi brutal ke Bakhmut.
Sehingga, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina, Iryna Vereshchuk meminta petugas untuk mengevakuasi anak-anak dan wanita di wilayah tersebut.
Ia mengatakan, sangat penting untuk mengevakuasi paksa anak-anak dari daerah permusuhan aktif.
Lebih lanjut, Iryna menyebut evakuasi paksa anak-anak merupakan alat tambahan dalam kerangka evakuasi wajib yang saat ini berlaku di wilayah Donetsk.
Ia mencatat, hingga kini hanya Bakhmut yang memenuhi kriteria evakuasi paksa anak-anak.
“Kami tidak berbicara tentang mengambil anak-anak dari orang tua mereka. Kami tidak berbicara tentang penggunaan paksaan fisik. Tetapi ciri hukum dari evakuasi paksa anak adalah setidaknya salah satu orang tua tidak berhak menolak evakuasi dan bahkan harus menemani mereka,” terang Iryna Vereshchuk.
“Kita juga harus mengingat Pasal 166 KUHP yang menyatakan bahwa orang tua dapat dimintai pertanggungjawaban pidana karena dengan sengaja mengekspos anak-anak mereka pada bahaya fisik,” imbuhnya. (spm/ads)