Sejak awal Maret 2023, Rusia telah meluncurkan serangan serupa setiap minggu selama musim dingin.
Namun, serangan tersebut berkurang saat musim semi tiba.
Tapi negara-negara Barat menduga hal itu lantaran Rusia tengah kehabisan rudal.
Moskow mengatakan, target serangan pada Jumat (28/4) ialah lokasi pasukan cadangan Ukraina. Tujuannya untuk mencegah mereka mencapai garis depan.
Di sisi lain, di kota Tenggara Dnipro, sebuah rudal menghantam rumah. Mengakibatkan anak berusia dua tahun dan wanita berumur 31 tahun tewas.
Ibu kota Kyiv juga diguncang ledakan pada dini hari, begitu pula kota-kota pusat Kremenchuk dan Poltava, dan Mykolaiv di selatan.
Serangan Balasan Ukraina
Perang akan mencapai titik krusial setelah serangan musim dingin Rusia selama berbulan-bulan hanya memperoleh sedikit dukungan meskipun menjadi pertempuran paling berdarah sejauh ini.
Sehingga, Ukraina tengah mempersiapkan serangan balasan menggunakan ratusan tank dan kendaraan lapis baja yang dikirim oleh Barat.
“Segera setelah ada kehendak Tuhan, cuaca dan keputusan komandan, kami akan melakukannya,” kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleskii Reznikov.
“Ukraina sangat siap memberikan serangan balasan dengan senjata modern baru,” tegasnya.
Rudal Jelajah
Di Donetsk, sebuah kota timur yang dikendalikan oleh proksi Rusia sejak 2014 silam, seorang pejabat mengatakan tujuh orang. Termasuk seorang anak, telah terbunuh oleh penembakan Ukraina.
Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 21 dari 23 rudal jelajah yang ditembakkan oleh Rusia.
Namun, Moskow menyebut tidak sengaja menargetkan warga sipil.
Kyiv mengatakan, serangan terhadap kota-kota yang jauh dari garis depan tidak memiliki tujuan militer selain untuk mengintimidasi dan melukai warga sipil. Sehingga menjadi sebuah kejahatan perang.
“Teror Rusia ini harus menghadapi tanggapan yang adil dari Ukraina dan dunia,” terang Zelensky.
Sepanjang ratusan kilometer di depan, Rusia telah membentengi wilayahnya selama berbulan-bulan untuk mengantisipasi serangan terencana Kyiv. (spm/ads)