Pemutusan Hubungan Kerja
PHK yang dilakukan oleh Grab merupakan pertama kalinya dalam jumlah yang sangat besar.
Hal tersebut dilakukan sejak pemecatan pada 360 karyawan pada tahun 2020 lalu, sebagai tanggapan atas kemunculan pandemi.
Disebutkan bahwa perusahaan Grab memiliki 11.934 karyawan pada akhir 2022. Belum termasuk 2.000 karyawan karyawan di jaringan toko bahan makanan Malaysia, Jaya Grocer, yang diakuisisi pada Januari itu.
Meskipun dalam surat tersebut Tan masih belum menyebutkan toko atau jaringan mana yang akan terkena dampak dari pemecatan tersebut.
Dalam penjelasan akhir dari surat Tan yang mengumumkan tentang pemecatan besar-besaran itu, dijelaskan bahwa dengan atau tanpa PHK, perusahaan masih “berada di jalur” untuk mencapai titik impas pada basis EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) di akhir tahun.
Meskipun terdapat fakta seperti yang dikatakan oleh Tan bahwa perusahaan masih berada dalam jalur untuk memenuhi EBITDA, dijelaskan juga bahwa perusahaan masih jauh dari menghasilkan keuntungan.
Terkait PHK yang dilakukan, dijelaskan juga bahwa hal tersebut belum pernah direncanakan bahkan ketika lemahnya pasar pada September tahun lalu.
Akan tetapi, terdapatnya kabar pada bulan Desember, Tan memberi tahu staf bahwa perusahaan membekukan sebagian besar perekrutan, gaji untuk manajer senior, dan memotong anggaran perjalanan dan pengeluaran. (ben/lfr)
