Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Simak, Peraturan Tidak Masuk Akal di Berbagai Sekolah Jepang

Asosiasi Fukuoka Bar (FBA) menerbitkan survei yang menekankan terkait peraturan sekolah di Jepang yang ketat | Sumber: urban cow/Getty Images

Selain baju dalaman, terdapat juga beberapa responden wawancara yang menyatakan jika kaos kaki para siswa harus dilipat secara vertikal. 

Serta, ada juga responden yang mengungkapkan bahwa ia harus membeli kaos kaki baru. Ketika kaos kaki di salah satu kaki berbeda dengan kaos kaki di kaki lainnya.

Selanjutnya, survei dari pihak asosiasi mengungkapkan terdapat sebuah aturan di mana, para siswa tidak boleh berbicara ketika melewati ruang fasilitas.

“Survei menemukan (adanya) pembatasan berlebihan dan instruksi sewenang-wenang oleh para pengajar yang melebihi peraturan sekolah,” terang juru bicara asosiasi.

Penurunan Regulasi pada Pemain Olahraga Sekolah

Berikutnya, selain survei oleh pihak asosiasi, terdapat juga survei yang dilakukan oleh Japan High School Baseball Federation dan Asahi Shimbun.

Survei tersebut, secara khusus dilakukan terhadap sekolah-sekolah SMA yang memiliki tim olahraga baseball di sekolah mereka di Jepang. 

Seperti yang diketahui, pemain baseball SMA di Jepang dihadapkan dengan peraturan yang ketat sampai dengan tahun 2018.

Di antara lain, contoh peraturannya adalah, para pemain harus dipotong ‘botak’ jika ingin bergabung dalam tim baseball. Lalu, terdapat juga peraturan terkait jumlah jam pelatihan tiap minggunya, dan lain-lain.

Berdasarkan survei, terdapat sekitar 26,4 persen dari tim baseball SMA yang memiliki peraturan di mana para anggota harus botak.

Akan tetapi, angka tersebut pun merupakan kemajuan, yang merupakan penurunan yang drastis dari angka 76,8 persen di tahun 2018.

Di sisi lain, terdapat salah satu sekolah di Tokyo yang hampir tidak memiliki peraturan terkait dress code atau bahkan warna rambut mereka.

Salah satunya, yakni sekolah Chuo University bagian menengah atas di Jepang, yang memperlihatkan kebebasan para siswa.

Kebebasan yang diperlihatkan dalam sekolah tersebut termasuk, para siswa dapat mewarnai rambut mereka, menggunakan baju bebas, dan memakai piercing.

Sekolah tersebut pun dapat dilihat sebagai sekolah dengan karakteristik peraturan dress code seperti di sebuah kampus.

Alhasil, mereka pun dapat menunjukkan kepribadian mereka masing-masing tanpa peraturan yang ketat, yang dimiliki oleh sekolah lain. (adk/ads)