Terdapat beberapa poin pula yang diangkat oleh WHO dalam perayaan Breastfeeding Week tahun ini, antara lain;
- Jadwal kerja yang fleksibel bagi ibu menyusui.
- Tersedianya penitipan anak di tempat.
- Bekerja jarak jauh.
- Pekerjaan paruh waktu.
- Membiarkan ibu membawa bayinya ke tempat kerja.
Melalui akun Twitter resmi WHO, Organisasi Kesehatan dunia itu menuliskan, “Wanita seharusnya tidak membutuhkan kekuatan super untuk menyulap menyusui dan bekerja,” cuit akun Twitter @WHO.
Yang semakin menjelaskan tujuan kampanye Breastfeeding Week yang diadakan awal bulan Agustus tahun ini.
WHO dan UNICEF
Dalam perayaan tahun ini, WHO bekerja sama dengan UNICEF guna menyerukan kepada pemerintah, donor, masyarakat sipil, dan sektor swasta terkait pentingnya kampanye ini.
Dijelaskan dalam publikasi dari halaman resmi WHO, kerjasama yang dilakukan bersama UNICEF berfokus pada beberapa poin. Seperti memastikan lingkungan menyusui yang mendukung bagi semua ibu yang bekerja.
Kemudian, memberikan cuti berbayar yang cukup kepada semua orang tua yang bekerja dan pengasuh untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka yang masih kecil. Ini termasuk cuti hamil berbayar selama minimal 18 minggu, sebaiknya untuk jangka waktu enam bulan atau lebih setelah melahirkan.
Lalu meningkatkan investasi dalam kebijakan dan program dukungan menyusui di semua tempat. Termasuk kebijakan dan program nasional yang mengatur dan mempromosikan dukungan sektor publik dan swasta untuk wanita menyusui di tempat kerja. (ben/ads)