Lockwood menjelaskan, bahwa selama dua tahun terakhir, penjualan grosir konvensional telah melampaui penjualan alami.
Hal ini berdampak pada penjualan produk specialty food yang sempat menaruh kondisi produk ini pada titik penurunan.
“Itu membuat industri terbalik dengan cara yang sangat berbeda. Kami mengalami inflasi yang belum pernah kami alami selama 20 tahun, kami mengalami penurunan penjualan unit, yang belum pernah kami alami,” ucapnya.
“Dan sekarang selama dua tahun terakhir kami membuat toko bahan makanan konvensional tumbuh lebih cepat daripada bahan makanan khusus dan alami,” tuturnya.
“Itu menciptakan banyak tantangan bagi pembuat dan pengecer serta perantara dan distributor,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, bahwa tren jangka panjang yang mendukung pasar alami dan khusus diperkirakan akan berlanjut tahun depan.
Kenyamanan dan Kesenangan Mendorong Keuntungan Penjualan
Lebih rinci, di saluran grosir konvensional, 5 hingga 8% produk didedikasikan untuk specialty food. Sementara di saluran alami dan khusus, makanan khusus mewakili 40% hingga 100% produk.
“Saluran khusus dan alami adalah tempat penemuan itu terjadi. Apa yang Anda tangkap dalam saluran khusus dan alami adalah jantung dari konsumen makanan khusus, orang yang berbelanja paling banyak, paling setia, dan mencari hal baru,” jelasnya.
Lockwood juga mengatakan, bahwa kenyamanan dan kesenangan merupakan dua tren yang mendorong keuntungan.
Ia menunjuk pada pertumbuhan yang sangat besar di segmen khusus yang mudah rusak yang mencakup barang-barang yang dijual di bagian toko roti, keju, deli, daging, dan makanan laut di supermarket.
“Orang-orang menginginkan apa yang mereka inginkan, dan industri makanan khusus sangat luar biasa dalam memberikannya,” tutupnya. (ala/ads)