ANDALPOST.COM — Saat Gaza terus menerus dibom oleh Israel, lebih dari 800 pejabat UE telah menulis surat kepada ketua blok tersebut, Ursula von der Leyen, Jumat (20/10/2023).
Surat tersebut berisi kritikan keras terhadap dukungan von der Leyen terhadap Israel. Para penandatangan surat tersebut mengatakan mereka hampir tidak mengakui nilai-nilai UE.
“Ketidakpedulian yang ditunjukkan selama beberapa hari terakhir oleh lembaga kami terhadap pembantaian warga sipil yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dengan mengabaikan hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional,” isi surat tersebut.
Mereka mengaku prihatin lantaran Komisi menganggap blokade Ukraina oleh Rusia sebagai tindakan teror. Sementara blokade Israel terhadap Gaza sepenuhnya diabaikan.
“Jika Israel tidak segera berhenti, seluruh Jalur Gaza dan penduduknya akan musnah dari muka bumi,” bunyi surat itu.
“Kami mendesak Anda (von der Leyen) untuk menyerukan, bersama dengan para pemimpin seluruh Uni Eropa, untuk melakukan gencatan senjata dan melindungi kehidupan warga sipil. Ini adalah inti dari keberadaan UE,” kata mereka, sambil memperingatkan hilangnya kredibilitas UE.
Surat tersebut mewakili perpecahan mendalam di dalam blok itu mengenai cara menghadapi perang Israel-Gaza, yang dalam waktu kurang dari dua minggu telah menewaskan ribuan orang.
“Tindakan atau posisi Komisi Eropa yang tidak menguntungkan baru-baru ini tampaknya memberikan kebebasan pada percepatan dan legitimasi kejahatan perang di Jalur Gaza”, kata surat itu.
Di Gaza, lebih dari 4.000 warga Palestina terbunuh, banyak dari mereka adalah anak-anak.
“Kami akan bangga jika Uni Eropa menyerukan penghentian segera permusuhan dan kekerasan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil,” bunyi surat itu.
Seruan terhadap von der Leyen mengikuti tanda-tanda gesekan politik lainnya di Barat. Di mana adanya laporan bahwa para diplomat Amerika Serikat (AS) tengah mempersiapkan perbedaan pendapat mengenai perang di Timur Tengah.
Surat
Sebuah dokumen yang mengkritik kebijakan Washington, ditujukan kepada para pemimpin Departemen Luar Negeri.
Komisi Eropa mengatakan pihaknya mengetahui surat tersebut dan siap untuk berinteraksi dengan anggota staf serta warga negara Eropa untuk memahami pandangan mereka.
“Presiden telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa ‘tidak ada kontradiksi dalam solidaritas dengan Israel dan bertindak berdasarkan kebutuhan kemanusiaan rakyat Palestina,’” kata juru bicara Komisi.
“Dia juga mengatakan, ‘Tidak ada keraguan di pihak kami (UE)” Eropa akan selalu berada di pihak kemanusiaan dan hak asasi manusia,” tegasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.