ANDALPOST.COM – Penyakit darah tinggi atau hipertensi biasa dialami oleh orang dewasa dan dapat menyebabkan timbulnya stroke. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau pembuluh darah di otak pecah.
Ketika sel-sel otak kekurangan oksigen, maka organ pada seluruh tubuh menjadi mati atau kaku.
Menurut laporan dari situs resmi stroke.org yang dihimpun oleh tim The Andal Post, stroke yang diakibatkan tekanan darah tinggi atau penggumpalan darah ini umumnya lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria.
Hal ini menyebabkan kematian nomor tiga pada wanita dan membunuh lebih banyak wanita daripada pria. Faktanya, satu dari lima wanita akan mengalami stroke.
Adapun bagi pria, tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi penyebab kematian nomor lima.
Ketika tingkat keparahan tekanan darah tinggi meningkat, risiko stroke juga meningkat hampir dua kali lebih cepat pada wanita dibandingkan dengan pria.
“Temuan kami pada dasarnya menunjukkan bahwa risiko stroke dapat meningkat pada setiap tingkat hipertensi, lebih banyak pada wanita daripada pria,” kata Dr. Tracy Madsen, seorang peneliti sekaligus asisten profesor kedokteran darurat di Alpert Medical School of Brown University di Providence, Rhode Island.
Sementara itu, berdasarkan laporan resmi diskusi di live youtube dan instagram Rumah Sakit Permata Cibubur bertema “Kenali Pecah Pembuluh Darah”, dr. Salsabila Firdausia, Spn selaku Dokter Neurologist di RS tersebut mengatakan bahwa faktor penyebab terjadinya stroke adalah faktor keturunan atau genetika, hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, bisa pula mengonsumsi makanan instan yang tidak sehat, atau mengandung micin.
Ciri-ciri Pembuluh Darah Pecah
Adapun ciri-ciri pembuluh darah pecah, di antaranya adalah sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya, susah bicara, dan tiba-tiba tak sadarkan diri (pingsan).
“Kalau sakit kepala hebat, kita harus curiga dan khawatir pecah pembuluh darah. Kalau seperti itu, harus langsung berobat agar dapat segera dilakukan penanganan, jangan ditunda-tundak,” kata dr. Salsabila di live instagram @rs.permatacibubur pada kamis (5/1/2023).
“Ada namanya kantong cairan di otak. Jadi nanti kita bisa scan agar tahu pasti apa faktor penyebabnya. Silahkan datang ke fasilitas rumah sakit yang menyediakan CT scan,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan diagnosis Digital Subtraction Angiography (DSA), yaitu diagnosis yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan pembuluh darah.
Diagnosis ini dapat melakukan terapi untuk tata laksana, dan juga untuk melakukan tindakan tutup pembuluh darah.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.