Tantangan Bisnis US Steel dalam Beberapa Tahun
US Steel merupakan ikon sektor baja berumur 122 tahun. Perusahaan pun telah mengalami beberapa tantangan dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah upayanya yang gagal oleh mantan Presiden Donald Trump untuk menghidupkan kembali industri klasik Amerika dan PHK. Serta penutupan pabrik dan peningkatan persaingan dari pesaing asing.
Dalam lima tahun terakhir, diketahui bahwa saham US Steel Corp telah turun lebih dari 24%.
Seharusnya, pada 2018 perusahaan dan industri baja dalam negeri lainnya mendapatkan bantuan dari tarif impor baja sebesar 25%. Di mana ini telah diberlakukan oleh administrasi Trump.
Tarif tersebut memanglah membantu menaikkan harga meskipun hanya sementara. Sebab pembuat baja dalam negeri tidak perlu khawatir lagi mengenai banyaknya pesaing dari baja harga rendah dari China dan negara lainnya.
Namun, perubahan positif hanya berlangsung singkat.
Para pelanggan khawatir akan bagaimana tarif dapat mempengaruhi pasokan overbought untuk mengatasi kekurangan yang tidak pernah datang.
Kelebihan pasokan ini merupakan akibat dari adanya penurunan permintaan yang dikombinasikan dengan peningkatan produksi Amerika.
Selain itu, kelebihan pasokan ini juga mengakibatkan adanya penurunan harga yang tajam, yang membuat industri baja terpukul di tahun-tahun berikutnya.
Pada bulan Juli lalu, US Steel mengalahkan estimasi laba kuartal kedua karena permintaan pelanggan yang kuat.
“Permintaan pelanggan sangat kuat untuk (baja non-grain) kami dan kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami telah mendapatkan pesanan pelanggan pertama kami di pasar industri dan kendaraan listrik,” jelas Burritt dalam sebuah pernyataan pada 27 Juli.
Diketahui, US Steel memiliki kapitalisasi pasar sebesar $5,1 miliar. (ala/ads)