Dugaan Motif
ADC mengatakan pihaknya telah dihubungi mengenai penembakan tersebut pada hari Minggu pagi.
Mereka meyakini motif dibalik penembakan tersebut karena kebencian.
“Kami memiliki alasan untuk meyakini bahwa penembakan tersebut dimotivasi oleh ketiga korban yang merupakan orang Arab.”
“Menurut informasi yang diberikan, ketiga korban mengenakan keffiyeh dan berbicara bahasa Arab. Seorang pria berteriak dan melecehkan para korban, lalu menembak mereka,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
“Mengingat informasi yang dikumpulkan dan diberikan, jelas bahwa kebencian merupakan faktor pendorong penembakan ini,” kata Direktur ADC Abed Ayoub.
“Kami meminta penegak hukum untuk menyelidikinya. Peningkatan sentimen anti-Arab dan anti-Palestina yang kita alami belum pernah terjadi sebelumnya, dan ini adalah contoh lain dari kebencian yang berubah menjadi kekerasan,” sambungnya.
Keluarga dari tiga siswa telah mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
Mereka mengklaim insiden itu sebagai kejahatan rasial.
“Kami tidak akan merasa nyaman sampai penembaknya diadili,” kata keluarga tersebut dalam pernyataan bersama.
“Kita perlu memastikan bahwa anak-anak kita terlindungi, dan kejahatan keji ini tidak terulang kembali. Tidak ada keluarga yang harus menanggung rasa sakit dan penderitaan ini,” sambungnya.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-Palestina di AS. Di mana politisi Partai Republik dan Demokrat mendukung perang Israel di Gaza meskipun jumlah korban tewas warga Palestina meningkat dan tuduhan kejahatan perang kian meningkat.
Serangan darat dan udara Israel di Jalur Gaza yang terkepung sejauh ini telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, dan menyebabkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza hancur. (spm/ads)