China juga mengirimkan 220 ton gandum yang sedang dalam perjalanan menuju Suriah.
Bantuan lain, seperti 3.000 ton beras pun akan segera dikirimkan dalam dua pengiriman grosir.
Korban Tewas Mencapai 15.000
Gempa hebat berkekuatan M 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah menelan ribuan korban.
Bahkan, korban tewas mencapai 15.000 orang.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui adanya kendala dalam proses evakuasi para korban gempa.
Namun, cuaca dingin yang melanda Turki juga menjadi kendala tersendiri bagi tim penyelamat.
Mereka harus berjibaku di tengah puing-puing bangunan guna menyelamatkan para korban dan merasakan suhu dingin yang dapat membuat beku.
“Tentu ada kekurangan. Kondisinya jelas terlihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini,” terang Erdogan.
Gempa yang melanda Turki pada Senin (6/2/2023) merupakan bencana terbesar di wilayah perbatasan dengan Suriah.
Sementara itu, banyak orang Turki mengeluhkan kurangnya peralatan dan dukungan saat mereka menunggu tanpa daya di samping puing-puing blok apartemen mereka.
Mereka hanya bisa mendengar teriakan minta tolong, namun tidak bisa berbuat banyak.
Sehingga, muncullah kritik tajam kepada sang presiden, Erdogan.
“Ini adalah waktu untuk persatuan, solidaritas. Saya tidak bisa menerima orang yang melakukan kampanye negatif untuk kepentingan politik,” sambungnya.
Terlepas dari itu, pihak berwenang setempat telah mengkonfirmasi 12.391 orang tewas di Turki setelah gempa besar tersebut.
Menurut pejabat Suriah dan kelompok penyelamat di sana, jumlah korban tewas mencapai 2.992.
Sehingga, total keseluruhan menjadi 15.383.
Meski begitu, para ahli meyakini jumlah korban tewas itu akan terus meningkat dan mungkin lebih dari dua kali lipat.
Hal itu karena ratusan bangunan runtuh dan menimpa banyak orang yang tengah tidur saat terjadi gempa. (spm/fau)