ANDALPOST.COM — Bea Cukai Indonesia kembali menuai kontroversi atas perilaku tidak menyenangkan kepada salah satu turis asal Taiwan yang sedang berada di Bali.
Sebelumnya, Bea Cukai Indonesia telah dilaporkan diprotes atas perilaku pemerasan terhadap WNI pemenang lomba nyanyi di Jepang dan anak dari presiden ke-4 RI, yaitu Alissa Wahid.
Kontroversi baru Bea Cukai kemudian terjadi lagi, yaitu terhadap salah satu turis asal Taiwan. Terkait pemerasan oleh petugas Bea Cukai tersebut.
Kronologi Awal
Turis asal Taiwan tersebut bercerita melalui tautan https://www.ptt.cc/bbs/WomenTalk/M.1681039199.A.EBB.html dan menjelaskan kronologi kejadian secara lengkap. Mulai dari pada saat dirinya berada di Bali hingga balik ke negaranya.
“Saat mengantri di bea cukai, karena antriannya sangat panjang, saya mengambil foto ke supir lokal saya dan mengatakan kepadanya bahwa harus menunggu lama,” ucapnya.
Setelah turis tersebut menunggu sekitar 10 menit, seorang petugas bea cukai mendatanginya dan meminta untuk pergi bersamanya. Serta diminta untuk memperlihatkan paspor miliknya.
“Dan bertanya apakah saya baru saja mengambil foto, saya menjawab ya, lalu dia membawa saya ke “ruang hitam kecil” yang biasa dikenal sebagai bea cukai,” jelasnya.
Setelah itu, turis tersebut menemukan turis asal Burma yang juga sedang diinterogasi. Namun, turis asal Taiwan tersebut mengetahui bahwa petugas bea cukai akan memeras turis asal Burma tersebut.
“Saya hanya mendengar turis Burma mengatakan Maaf dalam ketakutan, dan bea cukai mengatakan Maaf tidak ada gunanya (saya tahu saat ini, mereka akan memeras),” ungkapnya.
Kronologi Saat Dirinya Diinterogasi
Petugas bea cukai tersebut kemudian membawa dirinya untuk melakukan interogasi dan mengatakan bahwa pengambilan gambar di bea cukai Indonesia dilarang.
“Saya hanya tersenyum dan berkata ya (pertama kali saya mendengar bahwa pengambilan gambar akan dideportasi). Kemudian dia menyuruh saya duduk di luar di sofa dan menunggu,” kata Turis asal Taiwan tersebut.
“Saat saya menunggu di sofa di luar, saya melihat turis lain ditangkap satu demi satu. Dan petugas bea cukai saya juga menangkap satu atau dua turis setelah saya,” ucapnya.
“Di antara mereka, saya juga melihat dua gadis asing (sekitar 18 tahun), yang ditakuti oleh petugas bea cukai dan menangis. Mungkin karena takut mendengar tentang repatriasi,” lanjutnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.