ANDALPOST.COM — Ukraina meminta negara mitra, kembali menjatuhkan sanksi tegas bagi Rusia untuk melemahkan kemampuan agresor dalam melancarkan serangan penuh.
Hal tersebut diungkap langsung oleh Perdana Menteri (PM) Ukraina Denys Shmyhal.
Shymhal berterima kasih kepada mitra internasional atas paket sanksi yang telah diadopsi. Ia menyatakan, harapan bahwa sanksi terhadap industri nuklir Rusia akan diberlakukan dalam waktu dekat.
“Portofolio pesanan luar negeri rosatom bernilai Rp3 triliun. Mengingat pendudukan PLTN Zaporizhzhia dan pemerasan nuklir, penting untuk mengirim sinyal ke Rusia melalui sanksi bahwa tindakan seperti itu tidak dapat diterima,” tegas Denys Shmyhal, Kamis (23/2).
Shmyhal pun menegaskan, pentingnya pemberian sanksi terhadap individu yang secara langsung mempengaruhi jalannya agresi skala penuh.
Termasuk kepala rosatom dan semua perusahaan yang terkait dengan industri nuklir Rusia.
“Langkah kedua adalah memberikan sanksi langsung kepada perusahaan itu sendiri dan kontrak mereka, khususnya dengan negara-negara Eropa,” sambungnya.
Menurut Shmyhal, industri berlian adalah sektor lain yang ingin dimasukkan Ukraina dalam paket sanksi berikutnya.
Sang PM juga menghimbau seluruh dunia untuk bergabung dengan pembentukan pengadilan internasional guna mengutuk kejahatan perang kepemimpinan politik Rusia.
Lebih lanjut, Shmyhal menyampaikan, bahwa Ukraina telah bekerja sama dengan Mahkamah Pidana Internasional. Namun, Mahkamah Pidana Internasional hanya dapat menghukum penjahat yang secara langsung melakukan kejahatan perang.
“Tidak ada mekanisme yang akan mengutuk perintah pidana yang diberikan oleh pimpinan politik tertinggi Rusia,” terangnya.
Sehingga, ia menyebut pentingnya menciptakan instrumen pengadilan internasional yang memungkinkan untuk mengutuk politisi serta elit Rusia.