ANDALPOST.COM – Buntut panjang perang antara Ukraina dan Rusia belum juga menemui garis akhir. Jika sebelumnya Rusia terus melakukan serangan untuk memporak-porandakan Ukraina, kini keadaan justru sebaliknya.
Meski perang antara keduanya sudah berlangsung hampir 10 tahun terakhir, perang kembali memanas setahun belakangan. Tentu butuh dana yang besar agar keduanya mampu saling mempertahankan kedaulatan dan juga menyerang ke pihak lawan.
Alhasil kedua negara sama-sama mencari bantuan dana agar bisa terus melakukan serangan dan perlindungan terhadap warga sipil. Pada Senin (3/7/2023) Ukraina baru saja mengumumkan bendera permusuhan terhadap Unilever.
Badan Nasional untuk Pencegahan Korupsi (NACP) melaporkan bahwa Unilever menjadi salah satu pendana untuk Rusia. Dalam siaran pers pada hari yang sama, Ukraina mengecam tindakan Unilever.
Unilever dikenal sebagai pemimpin global dalam pasar makanan dan bahan kimia rumah tangga. Lebih dari 400 merek termasuk Domestos, Axe, Rexona, Dove, Calve, Rama, Brooke Bond, Lipton, Crème Bonjour, CIF, Knorr, Sunsilk, Timotei, CLEAR , Chysta Liniya, dan lainnya berada di bawah naungan Unilever.
Keputusan untuk memasukkan Unilever ke dalam daftar didasarkan pada sebuah fakta. Fakta tersebut adalah perusahaan membayar pajak yang signifikan ke anggaran negara Rusia saat beroperasi di Federasi Rusia. Sehingga mendukung ekonomi agresor dan berkontribusi pada kelanjutan perang Rusia melawan Ukraina.
Laba Unilever Meningkat di Rusia
Unilever mempekerjakan lebih dari 3.000 pekerja di Rusia. Pada tahun 2022, pasar Rusia menyumbang 1,4% dari omset Unilever dan 2% dari laba bersihnya. Jumlah ini meningkat sebesar 24,9% dibandingkan tahun 2021, berjumlah EUR 8,03 miliar ($8,7 miliar). Pendapatan perusahaan mencapai EUR 60,1 miliar ($65,5 miliar), menandai pertumbuhan 14,5%. Penjualan Unilever meningkat di semua kategori, dengan pertumbuhan penjualan kosmetik tertinggi (20,8%).
Menyusul invasi besar-besaran, perusahaan berjanji untuk menangguhkan semua impor dan ekspor ke dan dari Rusia, serta menghentikan semua biaya media dan iklan. Namun, laba Unilever Rusia naik dua kali lipat dari 4,8 miliar rubel (EUR 56 juta atau $61 juta) pada tahun 2021 menjadi lebih dari 9,2 miliar rubel (EUR 108 juta atau $118 juta) tahun lalu.
Selain itu, berkat peningkatan laba yang substansial (91%), Unilever Russia LLC berhasil meningkatkan modalnya menjadi 34,5 miliar rubel (EUR 353 juta atau $385 juta) pada tahun 2022 dari 25,3 miliar rubel (EUR 259 juta atau $282 juta) pada tahun 2021, mewakili kenaikan 37%. Perusahaan membayar pajak sekitar $50 juta ke anggaran Rusia untuk tahun 2022.
Unilever telah menyatakan bahwa sikapnya dalam menjalankan bisnis di Rusia tetap tidak berubah. Akibatnya, fasilitas miik perusahaan ini di Omsk, Yekaterinburg, St. Petersburg, dan Tula terus beroperasi untuk memastikan ketersediaan merek mereka di gerai ritel.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.